Daerah

Istighotsah dan Wayang Kulit Puncaki Harlah NU di Sorong  

Senin, 3 Februari 2020 | 13:45 WIB

Istighotsah dan Wayang Kulit Puncaki Harlah NU di Sorong  

Pagelaran wayang kulit warnai Harlah ke-94 di Sorong, Papua, Sabtu (1/2). (Foto: Tantowi)

Sorong, NU Online
Pengurus PCNU Kabupaten Sorong, Papua menyuguhkan kesenian tradisional wayang kulit sebagai puncak perayaan hari lahir ke-94 Nahdltul Ulama. Wayang kulit disajikan semalam suntuk dengan lakon Sesaji Rojo Suyo dengan dalang Ki Ahmad Shodiq.
 
Pagelaran dimulai Sabtu (1/2) yang baru tuntas pada Ahad (2/2/2020) pukul 04.00 WIT berlangsung di Halaman Sekretariat PCNU Kompleks Masjid Adzakirin Kelurahan Malasom, Aimas Unit 2.
 
Sejumlah anggota DPRD Kabupaten Sorong, seperti Rasimin, Suprapto, Isack Yable, dan Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan, Suroso, terlihat hadir.

Sebelum pentas wayang kulit dimulai, kegiatan peringatan harlah NU diisi dengan istigotsah di Masjid Adzakirin yang dipimpin KH Ahmad Sutedjo, Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Sorong.

Hery Widya Prasetya, Ketua Panitia Peringatan Harlah NU di Kabupaten Sorong menjelaskan, pagelaran wayang kulit memberikan tontonan sekaligus tuntunan yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya warga NU Kabupaten Sorong.
 
"Pagelaran wayang kulit ini sengaja mengambil judul yang sama dengan hajat besar PCNU Kabupaten Sorong, yang baru saja meresmikan Gedung Sekretariat," kata Hery.
 
Menariknya, tiga anggota dewan yang hadir hingga menjelang subuh ini, sempat terlibat dialog dengan Semar, tokoh wayang yang dimainkan dalang.
 
"Kami duduk di Kantor kilometer 18 itu, adalah mewakili seluruh masyarakat Kabupaten Sorong. Kami bukan wakil dari kelompok atau golongan tertentu. Jadi di mana pun ada kegiatan masyarakat, di situ kami usahakan bisa hadir," ujar Isack Yable.
 
Pada kegiatan siang hari sebelumnya, Isack Yable, Rasimin maupun Suprapto juga terlihat hadir. Rangkaian kegiatan harlah NU pada Sabtu siang, adalah khitanan massal yang diikuti 40 anak. Kegiatan ini dikoordinir Aji Parluji, Ketua LAZISNU Kabupaten Sorong.
 
 
Kontributor: Tantowi
Editor: Kendi Setiawan