Internasional

Benarkah Neil Armstrong Dengar Adzan di Bulan dan Masuk Islam?

Sabtu, 20 Juli 2019 | 19:00 WIB

Benarkah Neil Armstrong Dengar Adzan di Bulan dan Masuk Islam?

Neil Armstrong (NASA/Newsmakers)

Jakarta, NU Online
Isu tentang astronot Amerika Serikat, Neil Armstrong, mendengarkan adzan di bulan dan kemudian menjadi Muslim tersebar ke mana-mana. Isu itu semakin berkembang pada awal tahun 1980-an –bahkan mungkin hingga kini. Armstrong juga disebutkan mengunjungi beberapa situs suci Islam, termasuk masjid di Turki yang pernah dikunjungi Malcolm X –seorang tokoh Muslim Amerika Serikat (AS).
 
Banyak orang yang membicarakan dan mencari kebenaran rumor Armstrong menjadi Muslim setelah mendengar adzan di bulan. Tidak sedikit pula yang ‘percaya’ akan rumor tersebut dan menyebarkannya kepada orang lainnya.
 
Dalam sebuah buku biografi Neil Armstrong karya James R Hansen berjudul "First Man: The Life of Neil A Armstrong" disebutkan, rumor tentang Armstrong masuk Islam usai mendengar adzan begitu kuat di masyarakat Muslim. Dikatakan pula kalau cerita itu diulang berkali-kali di seluruh dunia Muslim.
 
Lantas, benarkan Neil Armstrong menjadi mualaf usai mendengar adzan ketika dirinya tiba di bulan?
 
Neil Armstrong disebut-sebut berhasil mendarat dan menginjakkan kakinya di bulan. Dia lah orang yang pertama kali menginjakkan kaki di bulan. Meski demikian, ada pihak-pihak yang menyangkalnya dan menyebut itu hanya propaganda AS saja. Namun, kita tidak akan membahas perdebatan itu.
 
Sebuah media AS, CBS News, merilis sebuah laporan pada Jumat, 18 Juli 2014 lalu tentang 11 mitos Neil Armstrong. Menurut media itu, isu mendengar adzan ketika di bulan dan pindah agama menjadi Muslim menempati nomor 10 mitos tentang Neil Armstrong. Di situ jelas,  Arsmtrong menyatakan bahwa dirinya tidak pernah mendengar adzan ketika di bulan dan tidak pernah berpikir untuk masuk Islam.
 
Pada pertengahan tahun 1980-an, pemerintah AS juga beraksi atas rumor tersebut. Pada saat itu, Departemen Luar Negeri AS membantu Armstrong mengadakan sebuah konferensi jarak jauh dengan para jurnalis di Timur Tengah. Tujuannya adalah untuk meluruskan rumor tersebut.
 
Perlu diketahui, pada saat itu persebaran informasi dari satu daerah ke daerah lainnya tidak lah secepat dan tidak semudah seperti saat ini. Perlu upaya ekstra dan waktu yang lumayan lama untuk menyebarkan sebuah informasi.
 
Tidak hanya itu, Departemen Luar Negeri AS juga mengirimkan pesan ke seluruh kedutaan dan konsulatnya di negara-negara yang mayoritas penduduknya Muslim. Salah satu bunyi pesannya adalah Neil Armstrong tidak pindah agama ke Islam dan tidak memiliki rencana atau keinginan untuk mengunjungi tempat-tempat di luar negeri guna mengikuti aktivitas keagamaan Islam. Dalam surat tersebut ditegaskan, informasi tentang kepindahan agamanya Armstrong adalah tidak benar.
 
Menariknya, pihak-pihak yang sudah diberitahu ketidakbenaran rumor tersebut membuat rumor baru. Iya, mereka kemudian menganggap AS tidak terima kalau ‘pahlawannya’ dikenal sebagai seorang Muslim. Menurut mereka, atas permintaan AS, Neil Armstrong menyangkal agamanya di hadapan khalayak umum. Hingga kini, tidak sedikit umat Islam yang terlanjur percaya dengan hoaks Armstrong menjadi mualaf setelah mendengar adzan di bulan tersebut.
 
Neil Armstrong bersama dengan dua rekannya, Buzz Aldrin dan Michael Collins, Armstrong disebut-sebut sukses mendarat di bulan. Sebagai pimpinan misi Apollo 11, Armstrong menjadi manusia pertama yang menginjakkan kaki di bulan. Peristiwa ini terjadi 50 tahun lalu, tepatnya 20 Juli 1969. Armstrong sendiri meninggal dunia pada 22 Agustus 2012 lalu, di usianya yang ke-82 tahun. (Red: Muchlishon)