Internasional

Mengamalkan Nilai-nilai Pancasila di Hong Kong

Rabu, 13 Juni 2018 | 22:00 WIB

Mengamalkan Nilai-nilai Pancasila di Hong Kong

BMI di Hong Kong.

Oleh: H Khumaini Rosadi

Tidak berlebihan jika dikatakan Indonesia-nya luar negeri, salah satunya ada di Hong Kong. Warga Negara Indonesia yang terdiri dari kalangan ekspatriat atau pun 170.000 lebih BMI (Buruh Migran Indonesia), ada di sini. Terlihat seperti di Jawa saja jika mereka sudah berkumpul di hari libur. Sebagian besar BMI berasal dari Pulau Jawa.

Terutama di hari Ahad, seluruh pojok dan tempat-tempat terbuka di Hong Kong, pasti sudah di-bloking oleh orang-orang Indonesia, didominasi oleh Buruh Migran Perempuan. 

Momen Ramadhan kali ini, di hari Ahad (20/5) yang lalu, diadakan acara buka bersama orang-orang Indonesia yang diselenggarakan oleh DDHK) di kawasan Victoria Park– Taman Victoria yang merupakan salah satu taman besar di pusat kota Hong Kong, Causeway Bay.

"Terdaftar dalam daftar peserta panitia ada 900 lebih orang yang akan menghadiri acara tersebut," ungkap GM DDHK Mohammad Ilham.

Dengan persiapan ekstra, panitia menyiapkan 1.000 porsi makanan untuk acara tersebut. Alhamdulillah, acara berjalan lancar dan makanan yang disiapkan, habis terbagikan.

Guyub, rukun, indah sekali terlihat di hari itu. Ternyata kalau sudah berkumpul, orang-orang Indonesia banyak sekali di luar negeri. Ini saja, baru seribuan orang berkumpul, sudah memenuhi taman, apalagi jika semua BMI dikumpulkan jadi satu, maka akan terasa kekuatan. Terasa persaudaraan. Meskipun jauh dari kampung halaman, tetapi terasa dekat rumah karena persatuan.

Pantaslah peribahasa Indonesia menyebutkan, “Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh." Pasti kita semua sudah hapal bunyi peribahasa ini. Artinya jika sesuatu dikerjakan secara bersama-sama atau berjamaah maka terasa ringan dan mudah, tetapi kalau kita lakukan sendiri-sendiri, maka akan terasa berat dan susah.

Seperti jari, kalau satu-satu tidak akan bisa menggenggam. Tapi kalau sudah disatukan dalam satu kepalan, jangankan mengenggam, tembok pun akan roboh jika dipukulkan.

Dalam shalat fardlu saja, dicontohkan, jika shalat dilakukan secara berjamaah maka akan mendapatkan jaminan diterima shalatnya dan mendapatkan pahala sampai 27 derajat dibandingkan shalat sendirian yang belum tentu shalatnya itu diterima atau tidak. Bagaikan sekumpulan kambing, jika ada yang terpisah dari kelompoknya, maka akan mudah serigala melahapnya. Dalam slogan Bahasa Inggris pun disebutkan “Union is strength”. Persatuan adalah kekuatan. 

Persatuan Indonesia, inilah bunyi sila ketiga dari Pancasila. Falsafah Dasar Negara Indonesia. Sebagai warga Negara Indonesia harus hapal betul teks Pancasila ini dan juga mengamalkan isinya. Dalam bahasa agama kita bagaikan satu tubuh. Jika ada anggota tubuh yang sakit, maka anggota tubuh yang lain pun akan merasakan sakit. Kaki terkilir, maka mulut akan mengaduh, mata akan meneteskan airmata, badan akan merasa demam, tangan akan mengusap-usap.

Dengan memperingati hari lahirnya Pancasila setiap tanggal 1 Juni, mari kita bersatu padu membangun peradaban Indonesia. Dengan bersama-sama akan ringan. Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Bersama-sama dalam suka dan duka, baik buruk sama-sama ditanggung.

Penulis adalah Corps Dai Ambassador Dompet Dhuafa, Tim Inti Dai Internasional dan Multimedia (Tidim ) LDNU yag ditugaskan ke Macau dan Hong


Terkait