Jatim

Alumni Pondok Tremas Jadi Pengusaha Konveksi, Ajaran di Pesantren sebagai Fondasi Bangun Usaha

Jumat, 18 April 2025 | 14:00 WIB

Alumni Pondok Tremas Jadi Pengusaha Konveksi, Ajaran di Pesantren sebagai Fondasi Bangun Usaha

Alumni Perguruan Islam Pondok Tremas, Oky Dwianto. (Foto: NOJ/Anwar Sanusi)

Pacitan, NU Online

Alumni Perguruan Islam Pondok Tremas, Pacitan, Jawa Timur, Oky Dwianto (40) membuktikan bahwa ajaran dan nilai-nilai pesantren sangat relevan dalam dunia usaha. Dirinya sukses menjadi pengusaha konveksi di Komplek wisata Goa Tabuhan, Desa Wareng, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan.


Oky mengungkapkan, selama menimba ilmu di Pondok Tremas, ia banyak belajar tentang kedisiplinan, kesabaran, dan kerja keras. Nilai-nilai dan ajaran selama di pesantren inilah yang menjadi fondasi kuat dalam membangun usahanya.


"Nilai-nilai yang saya dapat selama di Pondok Tremas sangat membentuk cara saya menjalankan usaha. Bukan cuma soal bisnis, tapi juga cara memperlakukan orang," ujar Oky, sebagaimana dikutip NU Online Jatim


Menurut alumni Pondok Tremas 2006 itu, kejujuran menjadi prinsip utama dalam berbisnis. Ia selalu berusaha memberikan informasi yang transparan kepada pelanggan, mulai dari harga hingga kualitas produk.


"Buat saya, kebenaran itu modal utama dalam berbisnis," tegasnya.


Oky menekankan pentingnya menciptakan suasana kerja yang saling menghargai dan menghormati. Hubungan dengan karyawan pun dibangun dalam bingkai ukhuwah. Nilai kebersamaan dan tanggung jawab kolektif ini ia pelajari dari kehidupan di pondok.


"Saya sering bilang ke mereka, kita di sini bekerja bareng, bukan kerja untuk saya," tuturnya. 


Usaha konveksi Oky berawal dari kepekaan terhadap kebutuhan pasar lokal. Pada 2013, istrinya berjualan kaus wisata di sekitar Pacitan. Melihat belum ada kaus yang benar-benar mewakili identitas wisata lokal, Oky tergerak untuk membuat sendiri. Dengan modal belajar otodidak dari teman dan Youtube, serta trial and error, ia mulai menyablon di rumah.


"Perlahan, pesanan sablon mulai berdatangan. Hingga tahun 2017, saya berhasil membeli mesin jahit dan peralatan konveksi lainnya, dan mulai serius membuka usaha konveksi. Kini, usaha saya melayani berbagai pesanan, mulai dari kaos wisata, seragam, kaos komunitas, hingga produksi skala besar. Ia bahkan telah memiliki mesin potong sendiri, 50 meja palet, dan kapasitas produksi minimal 1000 kaos per minggu," jelasnya.


Baca kisah Oky selengkapnya di sini