Lingkungan

Kaharingan Umat Manusia untuk Jaga Lingkungan Hidup

Kamis, 14 Mei 2020 | 13:00 WIB

Kaharingan Umat Manusia untuk Jaga Lingkungan Hidup

Salah satu ajaran agama yakni menjaga lingkungan hidup. (Ilustrasi) 

Jakarta, NU Online
Istilah kaharingan kerap digunakan tokoh lintas agama untuk menggambarkan kehidupan umat manusia di bumi. Kaharingan sendiri berarti kehidupan manusia yang diyakini dapat membawa umat manusia kepada kekekalan dan keabadian. 
 
Agar mencapai kaharingan tersebut ada aturan yang tidak boleh dilanggar oleh  umat manusia melalui ajaran yang diuraikan berbagai agama. Salah satu ajaran tersebut yakni menjaga lingkungan hidup. 
 
Tokoh Pemuka Agama Hindu Indonesia, Parasa lewis menuturkan, seluruh agama telah banyak menjelaskan bagaimana laku manusia sebenarnya ketika dia berada di dunia. 
 
Dalam keyakinannya, ajaran itu disebut ajaran harmonisasi hindu dan kaharingan. Sebagai umat manusia tidak elok jika melanggar nilai ajaran yang telah diuraikan kitab sucinya masing-masing. 
 
“Di antaranya diatur dalam pola hubungan manusia dengan Tuhannya, itu juga menunjukan iman kepada yang tunggal bahwa manusia diciptakan Tuhan salah satunya untuk menjaga lingkungan hidup, kelestarian alam," kata Parasa Lewis saat menjadi narasumber Serial Seminar Daring Agama dan Lingkungan yang diselenggarakan oleh Badan Restorasi Gambut (BRG), Rabu (14/5). 
 
Ia mengatakan, jika pola hubungan manusia dengan manusia adalah dengan saling berbuat baik. Maka pola hubungan manusia dengan alam adalah menjaga dan merawat kelestarian alam. Dengan pendekatan itu, kata dia, manusia akan mengetahui kebesaran Tuhan sebab dengan kuasa-Nya, Tuhan telah menciptakan keindahanya. 
 
"Semesta dengan segala keajaibannya adalah sarana untuk mengetahui kebesaran Tuhan. Jadi manusia kaharing dilahirkan dengan satu misi untuk selalu menjaga keseimbangan kehidupan alam lingkungan di tempat kehidupannya," tutunya. 
 
Dia berharap umat manusia terus meningkatkan kesadarnnya dalam menjaga lingkungan hidup yang ada di sekelilingnya. Hanya itulah cara agar bumi tetap bisa dihuni oleh anak cucu ratusan tahun mendatang. 
 
"BRG dalam hal ini harus didukung oleh masyarakat untuk menjaga lingkungan hidup tersebut dalam hal ini adalah lahan gambut yang ada di 7 provinsi di Indonesia," katanya. 
 
 
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan