Lingkungan

Pemerintah Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan Jelang Asian Games

Senin, 21 Mei 2018 | 07:15 WIB

Pemerintah Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan Jelang Asian Games

Ilustrasi (© Reuters)

Jakarta, NU Online
Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games ke-18 yang akan berlangsung pada 18 Agustus hingga 2 September 2018 di Jakarta, Palembang, dan Jawa Barat. Waktu pelaksanaan tersebut berbarengan dengan puncak musim kemarau yang berpeluang terjadinya El Nino. Hal ini dikhawatirkan dapat membuat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali terjadi.

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Raffles B. Panjaitan mengungkapkan bahwa kegiatan patroli terpadu antara masyarakat, TNI, dan Polri di provinsi-provinsi rawan karhutla dinilai cukup efektif menekan potensi karhutla.

Selain itu, Kementerian LHK tengah meningkatkan kesiapsiagaan dengan peningkatan sarana dan prasarana pendukung penanggulangan karhutla. “Sarana dan prasarana pengamanan dari karhutla akan ditingkatkan untuk mendukung Asian Games ke-18 yang antara lain peralatan komunikasi dan helikopter yang telah dikoordinasikan dengan BNPB, TNI dan Polri,” kata Raffles dalam Rapat Penanganan Krisis Karhutla di Jakarta, Jumat (18/5), sebagaimana dilansir dalam sebuah siaran pers.

Dalam arahannya, Menteri LHK Siti Nurbaya meminta para pihak agar memahami karhutla sebagai masalah reputasi negara. “Jangan sampai terjadi kebakaran hutan dan lahan ketika Asian Games ke-18 berlangsung. Kita harus menjaga reputasi negara sehingga semua wilayah harus dijaga dari karhutla, tidak hanya di Palembang,” tegas Siti.

Selanjutnya Siti Nurbaya juga meminta kepada jajarannya terutama Pejabat Eselon I agar dapat mengarahkan Unit Pelaksana Teknis (UPT) sebagai struktur organisasi di lapangan untuk lebih perduli pada kegiatan pengendalian karhutla.

Kesiapan BRG

Sementara itu, Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazier Foead menuturkan bahwa ada 10 titik yang dipasang alat pengukur tingkat kelembaban tanah di Sumatera Selatan. Menurutnya, sembilan di antaranya berada dalam posisi aman.

“Dari 10 titik itu sembilan masih aman. Sampai sekarang masih hijau. Kelembabannya masih 80 persen ke atas. Bahkan masih ada yang terbanjiri, alhamdulillah,” ujarnya saat usai menghadiri pembukaan Jambore Masyarakat Gambut di Banjar, Kalimantan Selatan, Sabtu (28/4).

Adapun satu titik lainnya kelembabannya masih berada di kisaran 50 persen. Meskipun belum berada pada titik merah, tetapi ia menyatakan harus waspada.

“Kelembaban yang ideal itu memang 58 (sampai) 60 persenlah. Jadi kalau sudah di bawah itu segera kita komunikasikan ke Pemda daerahnya agar bisa ditingkatkan kembali kelembabannya,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, gambut merupakan tanah yang berisi kayu-kayu lapuk. Jika kering, akan mudah terbakar. Oleh karena itu, salah satu tugas BRG adalah mengembalikan kebasahan gambut. (Syakir NF/Mahbib)


Terkait