Nasional

Cerdas dengan 3 C Saat Hadapi Informasi di Era Digital

Jumat, 22 Juli 2022 | 13:30 WIB

Cerdas dengan 3 C Saat Hadapi Informasi di Era Digital

Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Lampung Puji Raharjo. (Foto: Kemenag)

Jakarta, NU Online
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung Puji Raharjo mengungkapkan bahwa teknologi dan informasi saat ini berkembang sangat cepat dan pesat. Bukan hanya membawa dampak positif, kondisi ini juga membawa hal-hal negatif di antaranya terjadinya disrupsi di tengah-tengah masyarakat yang menjadikan semua tergagap-gagap dan terkaget-kaget menghadapi perubahan.

 

Sehingga menurutnya, literasi digital berperan sangat penting dalam menghadapi situasi dan kondisi ini. Literasi digital ini akan menjadikan seseorang mampu memilih, memahami, dan mengolah segala informasi yang bertebaran di dunia maya sehingga tidak mudah terprovokasi dan termakan oleh informasi hoaks ataupun ujaran kebencian.

 

Ia pun memberi tiga tips cara cerdas dalam menyaring apakah informasi yang ditemukan di internet atau media sosial benar atau tidak. Tiga cara tersebut meliputi tiga (3) C yakni Content, Context, dan Container. Dengan melakukan tiga cara ini maka berbagai informasi yang ada bisa disaring sehingga tidak akan menimbulkan permasalahan jika akan disharing atau dibagikan.

 

Pertama adalah Content yakni memahami isi atau muatan dari infromasi yang didapat. Setiap individu harus kritis terhadap konten yang beredar dengan memperhatikan apakah berisi hal yang bermanfaat atau tidak. Jika konten yang ditemukan bersifat negatif seperti menyalahkan orang atau pihak lain ataupun berisi ujaran kebencian, maka informasi  tersebut tidak boleh di konsumsi.

 

“Kalau ada konten yang tersebar, bisa dicek dengan melihat apakah media mainstream yang terpercaya memuatnya. Kalau tidak maka bisa menjadi tanda jika berita tersebut berisi hal negatif,” ujarnya dalam acara ‘Makin Cakap Digital 2022’ yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi RI, Jumat (22/7/2022).

 

Kedua adalah Context yakni melihat kesesuaian waktu dari konten yang diterima. Pasalnya menurut pria yang juga Pengurus Lembaga Pendidikan Ma’arif PBNU ini, saat ini bisa dengan mudah ditemukan sebuah informasi yang beredar tidak sesuai dengan konteks kejadian dan tujuannya.

 

“Banyak informasi yang dibelah-belah dan digabung-gabungkan tidak sesuai dengan konteks yang menimbulkan fitnah,” ungkapnya.

 

Ketiga adalah Container yakni wadah dan asal usul yang membawa berita. Dalam artian tidak hanya penting melihat konten yang disampaikan juga sangat penting untuk melihat kredibilitas dari yang membawa berita. Jika informasi yang didapat berasal dari sumber yang tidak terpercaya, terlebih tidak ada sumbernya, maka cukup berhenti dan tak perlu dikonsumsi.

 

Paparan ini sangat berguna untuk melawan hoaks yang saat ini memang ‘mewabah’ dan menjadi tantangan sendiri dalam kehidupan digital. Mengutip data Kominfo, pada 2021, Kominfo telah melakukan upaya pemblokiran terhadap sekitar 500 ribu konten. Angka ini merupakan fakta bahwa hoaks mengancam kehidupan digital manusia.

 

Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Aiz Luthfi