Nasional

Satgas NU Peduli Covid-19 Berharap Masyarakat Tidak Sepelekan Imbauan #DiRumahAja

Rabu, 25 Maret 2020 | 13:30 WIB

Satgas NU Peduli Covid-19 Berharap Masyarakat Tidak Sepelekan Imbauan #DiRumahAja

Ilustrasi #DiRumahAja. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online
Imbauan pemerintah dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) agar masyarakat tidak keluar rumah dan tetap menjaga pola hidup sehat belum digubris secara nyata. Hal itu dapat dibuktikan dari masih banyaknya warga yang berkumpul di tempat keramaian yang berpotensi besar menularkan virus corona. Juga masih intensnya lalu lalang manusia di angkutan umum seperti KRL.   

Ketua Satgas NU Peduli Covid-19 PBNU dr Muhammad Makky Zamzami mengatakan, seluruh masyarakat tak pandang umur harus mengikuti anjuran pemerintah. Instruksi ini, ucapnya, tidak main-main. Akan banyak masyarakat yang tertular jika mata rantainya tidak diputus melalui pembatasan jarak fisik (social distancing). 

“Ini tidak main-main. Masyarakat bisa menularkan pada yang lain meski tidak ada sedikit pun gejala,” kata dr Makky kepada NU Online, Rabu (25/3). 

Ia menegaskan, imbauan pemerintah bukan tanpa alasan. Penyebaran Covid-19 yang begitu cepat dan wabahnya yang membahayakan menjadi pertimbangan mutlak dalam rangka menjaga keselamatan nyawa masyarakat Indonesia.

“Sekali lagi, kami mohon agar imbauan ini diikuti. Mohon untuk disiplin,” tegasnya. 

Untuk memberikan pendidikan dan ajakan itu, Satgas NU Peduli Covid 19 pun sudah menyebarkan 650 relawan. Nantinya, relawan tersebut bergerak di media sosial untuk menyebarkan informasi-informasi valid termasuk di dalamnya cara agar masyarakat tidak panik menghadapi virus berbahaya ini. 

“Kunci agar virus ini segera hilang adalah dengan mengikuti anjuran di rumah saja,” tuturnya. 

Pernyataan dr Makky ini merespon terjadinya kepadatan penumpang di dalam gerbong KRL beberapa hari lalu. Kebijakan social distancing atau menjaga jarak untuk mencegah penyebaran virus corona ini justru kontraproduktif dengan kondisi kala itu. 

Meski jumlah penumpang KRL terus menurun sepekan terakhir, tetapi masih banyak saja warga yang berangkat bekerja dan menggunakan KRL. Akhirnya kepadatan di stasiun maupun di dalam gerbong tak terhindarkan.

Pewarta: Abdul Rahman Ahdori 
Editor: Musthofa Asrori