Nasional

Transformasi Pesantren, Kemenag Gelar Penguatan Tarkib Digital bagi Dosen Ma’had Aly

Senin, 14 Juli 2025 | 13:00 WIB

Transformasi Pesantren, Kemenag Gelar Penguatan Tarkib Digital bagi Dosen Ma’had Aly

Tarkib Digital untuk para dosen Mahad Aly, di Kediri, Jawa Timur, pada 10-12 Juli 2025. (Foto: dok. Kemenag)

Kediri, NU Online

Kementerian Agama melalui Direktorat Pesantren melaksanakan kegiatan Penguatan dan Afirmasi bagi Muhadhir (Dosen) Ma’had Aly. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas para dosen Ma’had Aly dalam menghadapi dinamika dunia pendidikan tinggi keislaman yang terus berkembang, terutama dalam hal digitalisasi tata kelola dan pembelajaran. Agenda ini berlangsung di Kediri, Jawa Timur, pada 10-12 Juli 2025.


Direktur Pesantren Basnang Said menekankan pentingnya Tarkib Digital sebagai bagian dari implementasi digitalisasi tata kelola pesantren.


"Perubahan zaman menuntut kita untuk terus berinovasi, dan pesantren tidak boleh tertinggal," kata Basnang, melalui keterangan tertulis yang diterima NU Online, pada Senin (14/7/2025).


Dengan adanya pelatihan Tarkib Digital, Basnang mengaku bahwa pihaknya memberikan kesempatan kepada para dosen Ma'had Aly untuk menguasai teknologi.


"(Teknologi) akan memudahkan mereka dalam menyebarkan dan mendokumentasikan keilmuan, khususnya aksara Pegon yang sangat khas dalam tradisi pesantren," katanya.


Tarkib Digital yang dimaksud tidak hanya berfokus pada pengajaran, tetapi juga pada penguatan kompetensi tarbiyah (pembelajaran) dan bahs (karya ilmiah) muhadhir Ma’had Aly.


Melalui Tarkib Digital, kata Basnang, para dosen Ma'had Aly akan lebih mudah dalam menerapkan bahs secara digital, terutama dalam bidang kutubut turats yang menjadi khazanah intelektual pesantren.


"Ini sejalan dengan kebutuhan para mahasantri generasi Z yang lebih terbiasa dengan teknologi dalam proses belajar mereka," jelasnya.


Basnang juga menjelaskan bahwa teknologi bukanlah pengganti, tetapi alat bantu untuk memperkuat keberadaan pesantren di era modern.


"Pelatihan ini adalah bagian dari upaya kami untuk menjadikan Ma'had Aly sebagai lembaga pendidikan tinggi pesantren yang tidak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan teknologi," tambah Basnang.


Melalui pelatihan ini, para dosen Ma'had Aly akan lebih siap menghadapi tantangan zaman dan mampu menggunakan teknologi untuk meningkatkan kualitas pengajaran serta memperluas jaringan keilmuan pesantren.


"Ke depan, kami berharap dapat terus mengembangkan pelatihan serupa di lebih banyak pesantren di seluruh Indonesia, agar para muhadhir dapat terus menghasilkan karya-karya besar yang tidak hanya relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga tetap berakar pada tradisi pesantren yang sangat berharga," tutup Basnang.


Kasubdit Pendidikan Ma'had Aly Mahrus Elmawa menambahkan bahwa pelatihan Tarkib Digital ini juga bertujuan untuk memperkuat identitas pesantren di kancah global.


"Kegiatan ini sejalan dengan tujuan kami untuk memperkenalkan Ma’had Aly sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya menjaga warisan keilmuan tradisional, tetapi juga mampu berinovasi dalam bidang akademik," ujarnya.


Mahrus juga menekankan bahwa salah satu bentuk persiapan Ma’had Aly dalam menghadapi tantangan global adalah melalui ajang Musabaqah Qira'atul Kutub (MQK) Internasional yang akan datang.


Ia berharap, Tarkib Digital dapat digunakan sebagai instrumen karya ilmiah bagi para dosen atau mahasantri.


"Ini akan menjadi ciri karakter baru dalam model karya ilmiah modern berbasis tekonologi," kata Mahrus.


Diaz Nawaksara, substance enginer dari Tim Pengembang Aksara Pegon Digital, turut menambahkan informasi penting terkait pengembangan Tarkib Digital yang akan dilengkapi dengan fitur-fitur pendukung untuk kegiatan belajar mengajar di Pesantren dan Ma'had Aly.


"Tim kami yang terlibat dalam kongres aksara Pegon tahun 2022 terus bekerja untuk melengkapi komponen teknis Tarkib Digital agar dapat diterapkan secara lengkap," katanya.


Ia berharap, upaya ini dapat membuat aksara Pegon diakui secara global sekaligus memperkuat warisan intelektual pesantren dalam dunia digital.


"Kami terus berupaya untuk menciptakan komponen teknis yang solid, sehingga Tarkib Digital dapat diterima dan digunakan secara luas, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di tingkat internasional," tutupnya.