New York, NU Online
Pemerintah Pakistan menyayangkan sejumlah pihak yang mencoba mengindentifikasi teroris dengan agama Islam. Negara yang diduga menjadi tempat pelarian Usamah bin Leden ini mengusulkan empat point dalam pemberantasan teroris.
"Ini tidak fair bahkan kontra produktif. Anehnya, mereka juga menyamakan teroris dengan enganut ideologi tanpa mengetahui sejatinya,"ujar Munir Akram, Duta Besar Pakistan untuk PBB, di New York, kemarin.
<>Dalam sebuah pembahasan di dewan keamanan itu, Mr. Akram menekankan kerja sama internasional melawan terorisme. Menurutnya, kerja sama antar bangsa melawan teroris, tanpa memandang agama dan ras harus mulai dikerjakan.
"Kerja sama kolektif antar bangsa akan mengurangi gerakan para teroris. Aksi kekerasan harus dilawan secara bersama-sama penduduk dunia,"lanjutnya. Ia menegaskan, dalam aksi melawan teror dan kekerasan, dapat dialamatkan ke Islam dan penganutnya belaka. Sebab, aksi teror tidak diseponsori oleh agama tertentu.
Bicara dihadapan angota dewan keamanan PBB, ia juga menekankan pentingnya mempercepat aksi pemberantasan dengan strategi yang jelas, berkelanjutan dan berjangka panjang untuk mematikan taktik mereka.
Dalam kesempatan tersebut, Pakistan mengusulkan beberapa poin dalam pemberantasan teroris. Pertama, Sebelum melakukan aksi, harus ada konsensus soal definisi teroris.
Kedua, menolak penggunaan kekuatan militer untuk legitimasi menyerang negara lain atas nama "mempertahankan diri".
Ketiga atas nama isu ketidakadilan politik dan ekonomi
Keempat, melawan terorisme tidak berlawanan dengan HAM dan kudayaan.
"Pakistan memimpin penangkapan para pemimpin Al Qaeda and lebih dari 500 teroris.Kampanye kami melawan teroris bekerja sama dengan Afghanistan dan PBB,"lanjutnya.
Melawan teroris memang harus dengan pendekatan komprrehensif dan strategis, tambahnya. (MA/io)