Warta

FKGMNU Menghimbau KPU Netral dan Tegas

Jumat, 17 September 2004 | 04:22 WIB

Jakarta, NU Online
Forum Komunikasi Generasi Muda Nahdatul Ulama (FKGMNU) Jakarta dan Jawa Barat membuat Pernyataan Sikap yang ditujukan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pernyataan Sikap itu berisi seruan kepada KPU agar bersikap tegas terhadap segala manipulasi atau kecurangan Pemilu yang mungkin dilakukan oleh salah satu atau kedua kubu calon presiden dan wakil presiden. Ketegasan sikap KPU dalam Pemilu Presiden ini dinilai FKGMNU penting, karena setiap kecurangan atau manipulasi akan merugikan bangsa Indonesia.

“Tinggal dalam hitungan hari Indonesia memiliki presiden baru melalui mekanisme pemilihan langsung di tahap II ini. Saat – saat itu, merupakan saat yang sangat menentukan bagi arah bangsa ke depan. Oleh karenanya proses penentuan itu janganlah sampai dicederai oleh perilaku politik yang culas,”Demikian bunyi salah satu butir pernyataan sikap FKGMNU yang dikirim ke NU Online, Jumat (17/0).

<>

Ditambahkan dalam pernyataan itu, bahwa berbagai manuver elite dalam menyongsong Pilpres tahap II, jungkir balik telah kita saksikan dan amati. Dari deklarasi sampai koalisi bak jamur di musim hujan. Semua itu, bunyi pernyataan itu, tujuannya satu, yakni mengintervensi pilihan rakyat. Bersama pola dan cara kerja yang fair play (jujur dan terbuka: Red. ) diyakini bahwa rakyat tidak akan dirugikan apalagi merasa direpresi dalam menentukan pilihannya. Akan tetapi ketika pilihan rakyat diplintir, dimanipulasi, tulis FKGMNU,  sudah dapat dipastikan bangsa ini akan menjadi bangsa yang merugi.

Dengan demikian, FKGMNU menilai, bahwa kewaspadaan agar proses Pilpres berjalan tanpa tendensi manipulatif menjadi penting. Sehubungan trauma kita akan Pemilu dari masa ke masa adalah karena praktik-praktik yang curang. Sementara di Pilpres kali ini, bunyi pernyataan itu, indikasi-indikasi kecurangannya sendiri dapat kita nilai dari kecenderungan tidak adanya garis lurus antara kehendak elite dengan perilaku politik rakyat, serta rawannya mekanisme dan sistem yang bernama KPU (Komisi Pemilihan Umum), yang anggotanya diisi oleh paket-paket titipan kelompok kepentingan.

Dalam pernyataan itu, FKGMNU mengajak seluruh masyarakat untuk melihat kembali bagaimana KPU rapuh dalam memaknai substansi demokrasi dalam proses pengganjalan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi Capres. “Yang itu, sudah barang tentu menimbulkan trauma kita terhadap KPU, sekaligus merasakan bahwa peluang-peluang kecurangan justeru terjadi karena kerapuhan sekaligus kerawanan yang ada di KPU,”tulis FKGMNU.

Berdasarkan sekian banyak fenomena politik yang berkembang dalam rangka menyongsong Pilpres tahap II, tiga hari yang akan datang. Maka dalam Pernyataan Sikap yang ditandatangani   Ketua Umum FKGMNU Jakarta Fauzan dan Sekjend FKGMNU Jawa Barat Yosep Yusdiana itu. KPU dihimbau untuk tidak memberikan peluang kecurangan yang dapat dipastikan akan ditempuh barisan tim sukses kedua pasangan calon presiden.

Selain itu, FKGMNU menghimbau kepada seluruh rakyat Indonesia agar tidak takut menentukan pilihannya, meskipun bentuk pilihannya adalah memilih untuk tidak memilih.(Dul)


Terkait