Warta

IPNU DIY Gelar Seminar Internasional Pemuda Islam

Kamis, 13 Agustus 2009 | 06:01 WIB

Yogyakarta, NU Online
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (11/8) kemarin menggelar seminar internasional pemuda Islam (International Islamic Youth Seminar) di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga.

Seminar ini membincang maraknya terorisme yang selalu mengatasnamakan Islam dalam setiap aksinya. Mereka berlindung di balik ideologi agama Islam, tepatnya di balik ajaran tentang jihad.<>

Padahal, kata Nazim Baksh dari Canadian Broadcasting Corporation (CBC), dalam seminar itu, terorisme bukanlah ideologi agama, melainkan bagian dari ideologi kebencian dan kekerasan.

Kondisi ini diperparah oleh media massa (Barat) yang tidak mengimbangi klaim “jihad” tersebut dengan penjelasan lebih lanjut tentang ideologi Islam yang sebenarnya.

Nazim menambahkan, pelaku bom bunuh diri sebagai bagian dari teroris rata-rata pemeluk agama Islam baru. Sehingga, dengan mudah diberi iming-iming surga, kesuksesan akhirat, yang bisa diperoleh dengan cara membunuh sesame warga sipil.

“Doktrin yang salah mudah diberikan karena tingkat pemahaman mereka yang rendah,” tambah Nazim yang pernah menelusuri pemboman World Trade Center (WTC) demi keperluan berita.

Masalah terorisme, lanjut Nazim, bisa diselaikan bila ranah politik dan ekonomi sumber kebencian itu diselesaikan. Pemahaman antar kebudayaan dan agama yang baik menurutnya juga bisa menghilangkan prasangka antar belahan dunia menyangkut terorisme ini.

Hal ini ditegaskan pula oleh Kombes Napoleon Bonaparte, Direskrim Polda DIY pada kesempatan yang sama, bahwa pelaku teror seringkali menerima doktrin yang salah. Sehingga Departemen Agama, universitas, pesantren, dan tokoh-tokoh agama dituntut peranannya dalam meluruskan doktrin yang salah tersebut.

Dalam sambutannya, Prof Muhammad Maksum, ketua Pengurus Wilayah NU DIY mengatakan, sebagai organisasi yang sudah berusia 85 tahun NU tetap berpegang prinsip menyebarkan kesejahteraan dan kedamaian umat manusia.

Turut hadir dalam seminar tersebut, Simply Islam dan Arus Damai, Prof Seraj Hendricks dari Afrika Selatan dan Shaykh Ahmed Babakir dari Sudan. (irh)


Terkait