Warta

Kekuatan Islam Harus Seimbang

Selasa, 20 Juni 2006 | 13:44 WIB

Jakarta, NU Online
Untuk menciptakan perdamaian dunia, umat Islam harus memiliki kekuatan yang seimbang dengan pihak lain. Umat Islam juga harus merapatkan barisan dan tidak terpecah belah.
 
Demikian wacana yang mengemuka dalam dialog interaktif di sela-sela Konferensi Internasional Cendekiawan Muslim (International Conference of Islamic Scholars/ICIS) II, di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (20/6). Hadir sebagai narasumber pada acara tersebut Prof Dr Omar Hasyim (mantan Rektor Universitas Al Azhar Kairo), Ayatullah Ali Tasykhiri (ulama Iran), Dr Salim Alwan (ulama Australia), dan Prof Dr Said Aqiel Siradj (Ketua PBNU)

<>Omar Hasyim dalam pengantarnya mengatakan, negara Barat selalu menyerukan perdamaian kepada seluruh dunia, tapi mereka selalu melakukan standar ganda. Banyak umat Islam terus menerus di dzolimi (dianiaya). Umat Islam seperti di Palestina, Irak, Afganistan, menurutnya, menjadi salah satu contoh.
 
“Umat Islam terus saja didzolimi seperti yang terjadi di Irak, Palestina, Afghanistan, Thailand. Kalau demikan tidak salah kalau umat Islam kemudian melakukan perlawanan,” kata Omar Hasyim.
 
Menurut Omar Hasyim, perlawanan umat Islam itu, bukanlah aksi terorisme melainkan perlawanan atas ketidakadilan. Mereka (dunia Barat, red) tidak boleh mengartikan perlawan umat Islam sebagai gerakan terorisme. “Mereka harus paham itu. Mengajak damai harus disertai tindakan keadilan,” paparnya.
 
Dikatakan, perdamaian dunia juga memerlukan persatuan umat Islam. Pasalnya, bila tanpa persatuan itu tidak mungkin ada perdamaian. Yang ada terus menerus terjadi konflik dan ini akan merugikan umat Islam itu sendiri.
 
“Kita tahu negara Barat sering mengobok-obok umat Islam. Untuk itu kami harap umat Islam jangan terpecah belah dan saling bertengkar satu sama lain,” ungkapnya.
 
Senada dengan Omar, Salim Alwan menegaskan Islam bukanlah agama teroris dan radikal. Maka menjadi kewajiban para juru dakwah terutama di negara minoritas muslim untuk menjelaskan bahwa Islam adalah agama yang damai. “Segala Islamophobia (ketakutan pada hal-hal yang berhubungan dengan Islam, red) itu kini harus dihilangkan. Dan ini memang tugas umat Islam, terutama para juru dakwah yang berada di negara-negara berpenduduk minoritas muslim.
 
Sementara, Said Aqiel Siradj juga mengungkap bahwa Islam semenjak 14 abad lalu, jauh sebelum deklarasi HAM PBB pada 1945, sudah menghormati hak asasi manusia. Karena itu sudah jelas bahwa Islam adalah ajaran yang membawa perdamaian.
 
Menurutnya ada empat prinsip dasar perdamaian dunia. Yakni, prinsip menghormati saudara seagama, sebangsa, sesama manusia, dan saling menghormati pluralitas. Hal ini dibuktikan, misalnya, dengan kehadiran Islam di Indonesia yang dilalui tanpa pertumpahan darah dan penjajah. Namun, disebarkan dengan menjunjungtinggi ahlak yang baik.

“Penguasa pra-Islam ternyata tidak ditaklukan dengan senjata, tapi tunjukkan sikap memberikan contoh bagaimana menjalankan ahlak yang baik,” tandas Said Aqiel Siradj. (rif)


Terkait