Warta

Santri dan Kiai Lakukan Doa Bersama Pemberhentian Semburan Lumpur

Rabu, 27 Juni 2007 | 06:02 WIB

Sidoarjo, NU Online
Sebanyak 20 orang santri dan pengasuh Pondok Pesantren Alfalah Jember, Jatim, Selasa sekitar pukul 02.00 WIB dini hari, melakukan doa bersama untuk memberhentikan semburan lumpur panas Lapindo.

Pengasuh Pondok Pesantren Alfalah, Maimuntoha menyatakan, doa bersama ini telah dilakukan sejak 7 Juni lalu, rencananya akan berakhir pada Jumat (29/6) mendatang.

<>

"Kami hanya melakukan menurut apa yang kami mampu, dan ini merupakan bentuk kepedulian kami terhadap musibah yang dialami masyarakat Porong, meskipun hingga saat ini semburan belum berhenti," ucapnya.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Dipilihnya lokasi ring satu di km 28-39 sekitar Desa Renokenaongo sebagai tempat ritual, karena kawasan tersebut merupakan kawasan yang pertama kali terkena dampak semburan lumpur Lapindo. Selain itu, merupakan kawasan yang cukup aman untuk melakukan doa bersama, karena dilengkapi dengan lampu penerangan dan beberapa petugas pengawas kondisi tanggul.

Sebelum doa bersama, pengurus telah mengantongi izin dari Pemkab Sidoarjo melalui koodinator ritual, Sumarianto. Menurut dia, awalnya petugas tidak memperbolehkan dengan alasan keamanan, namun dengan berbagai argumenttasi pengurus mencoba untuk meyakinkan petugas, akhirnya izin dapat dikeluarkan.

"Meski sempat dilarang, tetapi berkat kegigihan teman-reman, maka doa bersama dapat dilaksanakan," tuturnya.

Sudah lebih dari satu tahun masyarakat Sidoarjo khususnya Porong medapatkan ujian yang sangat berat. Sebagai sesama umat sudah selayaknya jika saling membantu, dan itu bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan doa.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

"Biarlah masalah teknis, pemerintah yang mengusahakan. Namun dukungan doa juga perlu, agar keinginan kita bersama yang meminta agar semburan dapat dihentikan bisa segera terealisasi," tegasnya.

Ia berharap, pemerintah mendukung kegiatan doa bersama semacam ini. Toh itu tidak akan merugika pemerintah, karena semakin banyak santri, ulama, dan orang-orang "pintar" yang mau berdoa, maka keinginan dan harapan warga Porong dapat segera terwujud.

Hingga kini, dua jalur lalu-lintas di Jl Raya Porong, masih terlihat normal. Kendaraan masih didominasi kendaraan besar seperti truk dan trailer kendaraan angkutan umum, tidak nampak ada antrean panjang. (ant/eko)


Terkait