Warta

Tetap Dibuka Meski Jumlah Muslim Menyusut

Selasa, 17 April 2007 | 01:50 WIB

Norilsk, Rusia, NU Online
Kakek Mukum Sidikov meninggalkan Norilsk setelah selamat dalam kamp perburuhan yang dibangun diktator Soviet Yosef Stalin.

Sidikov, pemelihara mesjid paling utara di bumi, mengikuti jejak kakeknya untuk mencari pekerjaan dengan gaji lebih baik di kutub utara Rusia.

<>

Kini, dia memperkirakan kota itu memiliki sekitar 50 ribu Muslim, atau seperempat penduduk wilayah itu yang berjumlah 210 ribu jiwa. Umumnya dari Azerbaijan dan Republik Dagestan Rusia dan bekerja sebagai pedagang atau pekerja bangunan.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Namun, tingkat upah yang tidak sebanding dengan kota-kota Rusia lainnya dan sulitnya memasuki Nurislk bagi warga asing, maka sesama Muslim tak lagi mendatangi kota ini, kata Sidikov.

"Penduduknya kian menyusut. Orang-orang meninggalkan kota ini," ujar Sidikov, 40, warga kelahiran Uzbek dan besar di Kyrgizstan.

Masjid Nurd Kamal terletak di pinggir kota modern Norislk, yang suhunya 50 derajat selsius di bawah nol. Angin kutup mendera atap emasnya dan tumpukan salju mengancam dinding batu pirusnya di musim dingin.

"Orang-orang bekerja untuk sesuap nasi. Mereka datang ke sini dan hilang kesehatan mereka. Setiap detik ada orang sakit," kata Sidikov.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Sebuah kota yang dibangun di atas sebuah area tambang logam terkaya dunia, pabrik peleburan logam pertama Norislk dibangun oleh para tahanan Gulag pada tahun 1930-an, dan kini tiga pabrik mengeluarkan asap tebal yang mengandung sulfur ke udara.

Kota ini pada tahun silam dimasukkan sebagai salah satu dari 10 kota paling tercemar di dunia oleh kelompok lingkungan hidup independen, Blacksmith Institut. Perusahaan induknya, Norislk Nickel, telah mengeluarkan banyak dana untuk mengurangi emisi. (ant/nov)


Terkait