Daerah

Cara Laziswa Buntet Pesantren Kelola Kurban Bebas Kerumunan dan Ramah Lingkungan

Selasa, 20 Juli 2021 | 09:30 WIB

Cara Laziswa Buntet Pesantren Kelola Kurban Bebas Kerumunan dan Ramah Lingkungan

Besek yang digunakan untuk mengemas daging kurban. (Foto: NU Online/Syakir)

Cirebon, NU Online
Lembaga Amil Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf (Laziswa) Buntet Pesantren melakukan pemotongan hewan kurban di Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MANU) Putra Buntet Pesantren. Lokasi ini dipilih guna menghindari kerumunan masyarakat karena jauh dari pemukiman.


“Tempat penyembelihan jauh dari rumah-rumah warga karena diadakan di dalam lapangan MANU Putra Buntet Pesantren, sehingga tidak terdapat kerumunan,” kata Ustaz Muhammad Hamdi, Ketua Laziswa Buntet Pesantren kepada NU Online pada Selasa (20/7).


Para pengurus Laziswa dan penyembelih juga mengenakan masker saat proses penyembelihan berlangsung. “Para tukang jagal menggunakan masker,” lanjutnya.


Ustaz Hamdi juga menyampaikan bahwa daging kurban dibagikan kepada lebih dari 300 penerima. Mereka merupakan masyarakat Pondok Buntet Pesantren dan sekitarnya.


Sebelumnya, Laziswa telah membagikan kupon kepada para calon penerima untuk pengambilan daging yang telah disediakan dan ditentukan waktunya. “Sebelumnya penerima daging kurban mendapatkan kupon untuk pengambilan. Lalu mereka mendatangi tempat pembagian,” katanya.


Daging kurban tersebut tidak dibungkus dengan plastik, melainkan menggunakan besek yang terbuat dari anyaman bambu. Pilihan bungkus demikian atas permintaan dari lembaga penyalur, yakni Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), guna menjaga lingkungan agar tetap lestari.

 

“Wadah ini kami terima dari pemberi hewan kurbannya, yaitu BPKH dan Lazisnu,” ujar pengajar MANU Putra Buntet Pesantren itu.


Laziswa Buntet Pesantren memotong sembilan hewan kurban, terdiri dari dua ekor sapi dari BPKH dan LAZISNU, satu ekor sapi dari Gubernur Jawa Barat, tiga ekor domba dari Polres Kabupaten Cirebon, dan 3 domba dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon Power.


Prosedur ini sejalan dengan apa yang dikampanyekan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) agar kurban disempurnakan dengan sikap ramah terhadap lingkungan. Selain memang sudah menjadi ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.


"Ibadah kurban akan lebih sempurna apabila diiringi dengan memberikan dampak yang ramah terhadap lingkungan, tidak menambah tumpukan sampah plastik setelah kurban," ujar Direktur Bank Sampah Nusantara (BSN) LPBI NU Fitria Aryani kepada NU Online di Jakarta, Selasa (19/7) malam.


Pewarta: Syakir NF
Editor: Muhammad Faizin