Daerah

Empat Prinsip an-Nahdliyah Harus Mengakar Kuat

Kamis, 3 Oktober 2019 | 08:15 WIB

Empat Prinsip an-Nahdliyah Harus Mengakar Kuat

Suasana Dialog Interaktif Pelantikan IPPNU PK Pesantren Banyu Ayu Putri, Pamoroh, Pamekasan, Madura (Foto: NU Online/ Hairul Anam).

Pamekasan, NU Online

Kesenjangan hidup berbangsa dan bernegara mesti disikapi dengan spirit persaudaraan. Pengamalan empat prinsip an-Nahdliyah menjadi kuncinya.

 

"Keempatnya harus mengakar kuat dalam berbangsa dan bernegara, utamanya pada kehidupan warga nadhliyin," tegas Ketua PCNU Kabupaten Pamekasan, KH Taufik Hasyim, saat menjadi pemateri dalam Dialog Interaktif Pelantikan IPPNU PK Pesantren Banyu Ayu Putri, Pamoroh, Pamekasan, Kamis (3/10) pagi.

 

Pengasuh Pesantren Sumber Anom, Palengaan, Pamekasan tersebut mengungkapkan, keempat prinsip yang dianut NU adalah tasamuh (toleransi), tawazun (seimbang), tawasuth (di tengah-tengah), dan ta’adul (bersikap adil).

 

Kiai Taufik juga menyarankan agar di era serba canggih ini, warga NU tidak mudah percaya dan tidak gampang terprovokasi dengan informasi-informasi yang ada di media sosial (medsos). Lebih-lebih informasi tersebut masih diragukan kebenarannya.

 

"Terutama pada berita yang memiringkan NU. Berhubung NU jadi penyeimbang di negara ini, banyak yang memusuhinya. Musuh di sini adalah orang-orang yang kerap memahami agama secara tekstualis tanpa sanad keilmuan yang jelas. Kita doakan semoga (mereka) dapat hidayah," tegasnya.

 

Dalam pemaparannya, Kiai Taufik mengawali dengan penjabaran sejarah Hijaz. Katanya, Kiai Wahab Hasbullah waktu itu menjadi perwakilan dari Indonesia. Dengan kemampuan negosiasi yang mumpuni, Kiai Wahab berhasil ‘menaklukkan’ Raja Saudi Arabia hingga masyarakat Makkah diberi kebebasan untuk menganut paham sesuai dengan keyakinannya.

 

"Serta agar makam Nabi Muhammad tidak jadi dibongkar. Keberhasilan negosiasi tingkat internasional itu, hingga kini manfaatnya dinikmati oleh umat Islam sedunia," ungkapnya.

 

Kiai Taufik juga menekankan agar warga NU mentradisikan perilaku tabayun. Utamanya ketika ada permasalahan yang terjadi dan kurang dipahami secara mendasar, maka tabayun (klarifikasi) adalah suatu keharusan.

 

"Warga NU dalam menyampaikan dakwah ialah dengan cara mengajak dengan baik, bukan lewat kekerasan. Apalagi sampai memukul dan membunuh," tegas Kiai Taufik.

 

Menurutnya, hubungan antara orang Islam dengan non-muslim tetaplah saudara. Itu sesuai dengan konsep tasamuh jika dipandang dari sudut kenegaraan. Tapi tetap musuh dari segi keagamaan.

 

Pewarta: Hairul Anam

Editor: Aryudi AR