Daerah

Festival Kuliner Pesantren, Wujud Nyata Kemandirian Pesantren

Jumat, 16 Oktober 2020 | 23:15 WIB

Festival Kuliner Pesantren, Wujud Nyata Kemandirian Pesantren

Festival diadakan karena melihat ketika seluruh negara mengalami pandemi Covid-19, semua orang mengalami dampak bukan hanya secara kesehatan tetapi juga finansial.

Bekasi, NU Online

Pesantren Motivasi Indonesia, Setu, Bekasi, Jawa Barat mengadakan Festival Kuliner Nusantara, Sabtu (17/10). Agenda ini digelar dalam rangka menyambut Hari Santri 2020 di Balai Motivasi, Pesantren Motivasi Indonesia. Dibuka sejak pukul 08.00 WIB, festival digelar dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

 

Festival Kuliner Pesantren digagas oleh KH Ahmad Nurul Huda Haem yang akrab di panggil Ayah Enha, Pengasuh Pondok Pesantren Motivasi Indonesia, Setu, Bekasi. Festival diadakan karena melihat ketika seluruh negara mengalami pandemi Covid-19, semua orang mengalami dampak bukan hanya secara kesehatan tetapi juga finansial.

 

"Hal ini tidak berarti harus pasif meratapi nasib. Justru dari sinilah harus tumbuh kreativitas dalam mengambil kesempatan dengan cara berwirausaha," kata Ayah Enha. 

 

Bukan hanya itu, pesantren se-Kabupaten Bekasi pun mendukung langkah ini untuk memperkuat cita-cita pesantren dalam mengembangkan produk dengan menampilkan beberapa produknya. Pesantren Al-Baqiyatussolihat Putri, Cibarusah, menampilkan produk olahan singkong. Pondok Pesantren Al-Ikhlas, Cikarang Pusat menampilkan produk olahan kue.

 

Kemudian, Pondok Pesantren Sirajul Ummah, Karang Bahagia, menampilkan produk hidroponik pokcoy dan ternak ikan. Pondok Pesantren Khodijah Ummul Mukminin, Taruma Jaya  menampilkan dodol mangrove. Pondok Pesantren Ismul Azhom, Karang Bahagia, Menampilkan produk nasi kebuli dan dodol Betawi. Pondok Pesantren Nurul Huda, Setu, menampilkan produk olahan kue.

 

Ada pula Himpunan Pengusaha Nahdhiyin (HPN), Cikarang Selatan, menampilkan produk olahan kue dan batik. Pondok Pesantren Mambaul Ulum menampilkan aneka kue, serta Kampung Quran Cikarang menampilkan produk madu dan kopi.
  

Jauh sebelum acara ini, Pesantren Motivasi Indonesia sudah memulai hal ini dengan membuat produk-produk seperti sabun kesehatan, minuman kekinian, dimsum, dan kopi robusta dengan merk ‘Ngopi Santri.’

 

Ayah Enha yang juga Ketua Divisi Usaha Lembaga Dakwah PBNU, mempunyai prinsip bahwa umat Islam harus mempunyai kematangan intelektual dan kemandirian ekonomi. Di sinilah Pesantren Motivasi Indonesia mempunyai kurikulum Islamic Studies, Internasional Languange, dan Kemandirian Ekonomi.

 

Ayah Enha terinspirasi oleh dawuh yang disampaikan langsung oleh KH Hasbiyallah, pendiri Pesantren Al-Wathoniyah, Klender, Jigang Khoirun min Jigur yaitu ngaji sambil dagang lebih baik daripada ngaji sambil nganggur.


Dengan adanya Festival Kuliner Pesantren yang diikuti oleh Pondok Pesantren se-Kabupaten Bekasi, diharapkan dapat meningkatkan produk dari setiap pesantren. Sehingga, pesantren mampu mandiri secara ekonomi dan mampu mencetak pengusaha di kalangan santri. Hal ini diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan dan menyumbang prestasi untuk kemajuan bangsa Indonesia.

 

"Karena Festival ini bukan soal dagangan, produk atau kewirausahaan saja, tapi ini soal basic value dalam pemberdayaan potensi diri untuk mencapai kemerdekaan finansial di kalangan masyarakat pesantren, ya santrinya, gurunya juga kiainya," tutur Ayah Enha.

 

Bekerjasama dengan Kementerian Agama Kabupaten Bekasi, program ini pun disambut hangat oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Muhammad Ali Ramdhani.Dirinya berharap, dengan kemandirian setiap pesantren dalam menciptakan produk, mampu mandiri dalam bidang ekonomi.

 

Selain Muhammad Ali Ramdhani, festival juga bakal dihadiri Staf Khusus Menteri Agama RI, Bidang Organisasi Kemasyarakatan, Sosial Keagamaan dan Komunikasi Publik, Kevin Haikal.
 

Editor: Kendi Setiawan