Daerah

IAI Ngawi Gelar Lokakarya Model Pembelajaran Berbasis Kebangsaan 

Senin, 27 Januari 2020 | 14:30 WIB

IAI Ngawi Gelar Lokakarya Model Pembelajaran Berbasis Kebangsaan 

Lokakarya Pengembangan Konten dan Model Pembelajaran Berbasis Kebangsaan dan Moderasi Beragama di Perguruan Tingg, Ahad (26/1) (Foto: Abdillah Halim)

Ngawi, NU Online
Penguatan kebangsaan dan moderasi beragama di perguruan tinggi menjadi perhatian serius Institut Agama Islam Ngawi. Sebagai anggota Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU), IAI Ngawi hendak menjamin dan memastikan bahwa muatan dan model pembelajaran yang dikembangkan oleh para dosennya berbasis pada penguataan nilai kebangsaan dan moderasi beragama sekaligus.
 
Salah satu upaya untuk meraih itu, IAI Ngawi bekerjasama dengan Kantor Kesbangpol Ngawi menggelar Lokakarya Pengembangan Konten dan Model Pembelajaran Berbasis Kebangsaan dan Moderasi Beragama di Perguruan Tinggi. Lokakarya diadakan Ahad (26/1) di salah satu Balai Pertemuan di Kawasan Wisata Kebun Teh Jamus, di Desa Girikerto, Kecamatan Sine, Ngawi, Jawa Timur.
 
Acara yang berlangsung sehari penuh dan diikuti oleh seluruh dosen serta tenaga kependidikan IAI Ngawi tersebut turut mengundang dua panelis yakni Dafid Fuadi (dosen sekaligus Direktur Aswaja Center Kediri), dan Syamsul Wathoni (dosen dan Instruktur Wilayah PKPNU Jawa Timur).
 
Dalam sambutan pada pembukaan Lokakarya, Kasi Ideologi, Wawasan Kebangsaan, dan Bela Negara Kantor Kesbangpol Ngawi, Inngam menyatakan bahwa kerja sama antara pemerintah dan perguruan tinggi dalam rangka penguatan kebangsaan dan moderasi beragama di kalangan mahasiswa merupakan kebutuhan mendesak. Diseminasi gerakan dan ideologi politik keagamaan transnasional yang merongrong pilar-pilar kebangsaan dan moderasi beragama, yang terjadi secara masif di banyak perguruan tinggi di kota-kota besar, pada derajat penting tertentu, telah merembes hingga ke tingkat daerah lewat jejaring wacana dan gerakan antarkampus di Indonesia.  
 
Lokakarya tersebut menghasilkan sebuah rencana strategis dan rencana operasional, yang di antaranya menaruh perhatian penting kepada tiga hal: Pertama, optimalisasi pembelajaran mata kuliah Aswaja dan ke-NU-an, Pancasila, Civic Education, dan beragam mata kuliah lain yang dianggap saling berkaitan lewat pemilihan bahan ajar atau referensi yang standar dan otoritatif, pengayaan dan penajaman konten, serta pengakomodasian terhadap isu-isu terkini.
 
Kedua, penguatan kapasitas kebangsaan serta moderasi beragama seluruh dosen dan tenaga kependidikan secara berkesinambungan lewat pengembangan ilmu dan perspektif mereka. Ketiga, penggunaan model dan teknologi pembelajaran yang sesuai dengan kecenderungan dan kebutuhan kelompok milenial dalam rangka penguatan pesan-pesan kebangsaan dan moderasi beragama di kalangan mereka.  
 
 
Kontributor: Abdillah Halim
Editor: Kendi Setiawan