Daerah

IAIN Padang Sidempuan Gemakan NKRI Harga Mati

Kamis, 15 Agustus 2019 | 13:00 WIB

IAIN Padang Sidempuan Gemakan NKRI Harga Mati

Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) IAIN Padang Sidimpuan, Sumatra Utara.

Padang Sidempuan, NU Online 
Suasana semangat heroisme terlihat di arena Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) IAIN Padang Sidimpuan, Sumatra Utara. Teriakan atau yel-yel Pancasila jaya, NKRI harga mati, dan nusantara milik kita dilakukan oleh para mahasiswa baru.
 
Hal tersebut diserukan oleh Ruchman Basori Kasubdit Sarana, Prasarana dan Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam, Kemenag RI. Selanjutnya diikuti oleh seluruh mahasiswa baru pada Kamis (15/8).
 
“Mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa yang mempunyai kekuatan the agent of change, agent of social control dan agent of development harus berada di garda depan pilar kebangsaan,” tegas aktivis mahasiswa ’98 ini.  
 
Ruchman Basori menyadari bahwa bangsa Indonesia menghadapi masalah serius berupa defisit nasionalisme. “Hal tersebut dipicu oleh di antaranya masuknya gerakan trans nasional, pemahaman agama yang sempit bahkan cenderung radikal dan menjamurnya budaya hoaks,” jelasnya.
 
Kandidat doktor Universitas Negeri Semarang ini meminta kepada mahasiswa untuk menebarkan berita-berita positif dan bermanfaat bagi masyakarat, tepatnya menjadi desiminator Islam moderat. 
 
“Media sosial itu pasar gagasan sekaligus idiologi. Karenanya gunakan dengan positif untuk menguatkan tali kebangsaan dan Islam yang rahmatan lil alamin,” katanya.
 
Di hadapan 1.686 mahasiswa baru IAIN Padang Sidempuan, dirinya berharap agar mereka menjadi mahasiswa yang cerdas kritis sekaligus peka terhadap persoalan di masyarakat. 
 
“Anda semua jangan menjadi intelektual di menara gading, tetapi harus turun ke grass root untuk ikut menyelesikan problem-problem kerakyatan,” kata alumni Pesantren Al-Falah Sokaraja Banyumas ini.
 
Menurutnya, bangsa ini sangat berharap kepada mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) sebagai corongnya moderasi beragama.
“Karena kelak akan menjadi ahli agama, pendidik, profesional dan pemimpin Indonesia di masa yang akan dating,” tukas Ruchman. 
 
Mengakhiri orasinya, dia menegaskan bahwa para mahasiswa baru tidak salah memilih IAIN Padang Sidimpuan sebagai tambatan mempersiapkan masa depan. 
 
“IAIN ini telah dibangun dengan tata kelola yang baik dan dikelola oleh orang-orang yang betul-betul capable, apalagi dengan hadirnya ma’had jami’ah di sini,” tandasnya.
 
Sumper Mulia Harahap selaku wakil rektor bidang kemahasiswaan dan kerja sama mengapresiasi kehadiran Ruchman Basori, karena akan menjadi motivasi dan inspirasi untuk terus berkembang. 
 
“Ahlan wa sahlan bihuduurikum di kampus cerdas berintegritas. Semoga memberi semangat baru bagi civitas akademika kampus yang sebentar lagi akan berubah menjadi UIN ini,” kata Sumper.
 
Sumper berharap melalui PBAK, mahasiswa mengenal dengan baik tradisi dan budaya akademik sekaligus kemahasiswaan, sehingga mampu berkembang menjadi sarjana yang berkualitas. 
 
“Kampus ini sedang berbenah dengan mengedepankan kualitas. Sebentar lagi akan berdiri perpustakaan yang termegah di wilayah Tabagsel (Tapanuli bagian selatan, red) ini,” katanya.
 
Nampak hadir menyimak orasi kebangsaan PBAK adalah Wakil Rektor I Muhammad Darwis Dasopang, Wakil Rektor II Anhar, para dekan di lingkungan IAIN Padang Sidimpuan, dan sejumlah civitas akademika lainnya. 
 
Orasi kebangsaan diakhiri dengan pembacaan pantun oleh Ratonggi Kasubbag Humas dan Informasi. “Tanda ni bagas godang//mardua encel sabariba//Tanda ni godang niroha// Mardua tangan manjagitna. 
 
Di awal sessi dengan pantun: “Pesawat Garuda turun di Pinangsori// Dikiri kanan banyak kebun tomat//Dihadapan kita telah hadir narasumber pak Ruchman Basori//Mari kita sambut dan dengarkan penuh semangat// yang disambut dengan tepuk tangan meriah ribuan mahasiswa. (Imam Kusnin Ahmad/Ibnu Nawawi)