Daerah HARI SANTRI 2019

Iqra Tidak Hanya Baca Teks, Tapi Juga Membaca Zaman

Senin, 28 Oktober 2019 | 10:30 WIB

Iqra Tidak Hanya Baca Teks, Tapi Juga Membaca Zaman

Pemilik Bahaso.com Tyovan Ari Widagdo pada acara Ngaji Ekonomi Kreatif di Pesantren Al-Muayyad, Laweyan, Kota Solo (Foto: NU Online/Ajie)

Solo, NU Online
Perintah Iqra yang berarti untuk membaca, dapat dimaknai tidak hanya sekedar membaca teks, akan tetapi juga membaca keadaan lingkungan dan perubahan zaman. 

“Kalau mau menguasai masa depan, teman-teman harus iqra. Iqra itu tidak hanya membaca yang bentuknya teks. Tetapi juga membaca situasi yang ada," ujarnya. 
Hal tersebut disampaikan pemilik Bahaso.com Tyovan Ari Widagdo pada acara Ngaji Ekonomi Kreatif di Pesantren Al-Muayyad, Laweyan, Kota Solo, Sabtu (26/10).
 
Menurut Tyovan, peluang ini harus bisa ditangkap oleh para santri. Lalu bagaimana untuk mempersiapkan masa depan ini? Juga agar dapat bertahan di era ekonomi yang baru ini?
 
"Bukalah mata kita, melihat apa yang terjadi dan mempersiapkan diri di masa yang akan datang. Sebagai santri, buka mata kita, dengar dengan telinga kita. Apa yang terjadi di dunia bisa dipelajari. Ketika kita bisa membaca situasi yang ada, bisa memprediksi apa yang akan kita lakukan ke depan,” terang Tyovan.

“Ini era yang luar biasa, sangat cepat sekali. Peran santri akan sangat besar ke depannya. Tentu, kalian yang akan jadi masa depan bangsa Indonesia,” imbuhnya.
 
Tyovan kemudian menceritakan kondisi terkini yang perlu diketahui dan disiapkan oleh para santri. “Setelah zaman industri, masuk ke zaman informasi, atau yang lebih dikenal revolusi industri 4.0. Mereka yang akan menjadi penguasa ekonomi dunia adalah yang menguasi bisnis digital. Kenapa? Karena basis industri digital potensi sangat besar. Semua orang pegang gadget,” ungkapnya.
 
Sebagai contoh, orang terkaya di dunia, Bill Gates dan Jack Blazer (pemilik Amazon). Dalam waktu 10 tahun, Amazon mampu menguasai retail di Amerika Serikat. 
Apa yang terjadi di Amerika dan di negara-negara lain cepat atau lambat akan terjadi pula di Indonesia. Tahun 2013 pertama kali ke Amerika, ada alat mendeteksi otak, bisa menggerakkan benda mati hanya dengan menggunakan otak. Kemudian di China sekarang, banyak mobil listrik yang bisa berjalan tanpa sopir.
 
“Itu yang akan terjadi di Indonesia. Kita tinggal menunggu waktu,” tutur Tyovan.
Sementara itu narasumber lain, Gibran Rakabuming Raka, mengajak santri menjadi pengusaha. "Ya tidak salah berkeinginan untuk menjadi PNS, tapi lebih baik kalian anak muda yang kreatif dan memegang smartphone inisiatif membuka usaha sekecil apapun itu," jelasnya.
 
Ketua panitia Hari Santri Kota Solo Agus Riyanto, Ahad (27/10) menjelaskan, ngaji Ekonomi Kreatif ini merupakan salah satu rangkaian acara untuk menyemarkkan peringatan Hari Santri 2019 di Kota Solo. Beberapa kegiatan lain juga diselenggarakan, di antaranya upacara, pagelaran Wayang Wali, Jalan Sehat, Pesantren Expo, dan ditutup dengan acara shalawat dan pengajian yang diisi oleh KH Abdul Kholiq Arif di Stadion Sriwedari, Ahad (27/10) malam.
 
Kontributor: Ajie Najmuddin
Editor: Abdul Muiz