Daerah

MATAN Pemalang Gali Sejarah sebagai Cara Mencintai Daerah

Senin, 31 Agustus 2020 | 04:30 WIB

MATAN Pemalang Gali Sejarah sebagai Cara Mencintai Daerah

Dengan mendiskusikan sejarah Pemalang, anak-anak muda yang akan lebih mencintai daerahnya. (Foto: nusantara.com)

Pemalang, NU Online
Mengisi peringatan Hari Kemerdekaan, Pengurus Cabang Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al Mu’tabaroh Annahdliyyah (MATAN) Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah menggelar diskusi bertajuk Nggrombyang (Ngobrol Gayeng Bareng MATAN Pemalang). Diskusi berlangsung Ahad (30/8) melalui daring.

 

Acara yang bekerjasama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIE Assholeh, dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) STIT Pemalang mengangkat tema seputar sejarah Pemalang, yakni Menelusuri Tapak Budaya di Kabupaten Pemalang.

 

Dalam diskusi ini, Marzuqo Septianto selaku pemateri menguraikan gambaran Sejarah Pemalang sejak era Kapitayan, era Majapahit, Kerajaan Islam Demak sampai era Revolusi Kemerdekaan Indonesia.

 

Peserta yang tergabung berasal dari berbagai instansi seperti Ikatan Mahasiswa dan Pelajar Pemalang (IMPP), MATAN IAIN Pekalongan, IPNU-IPPNU, dan lainnya. Puluhan peserta itu terlihat antusias mengikuti jalannya diskusi selama dua jam penuh.


"Selain dari manuskrip, Sejarah Pemalang ini juga berasal dari sumber folklor atau cerita tuturan sesepuh masyarakat setempat," ungkap Marzuqo yang juga lulusan magister Sosiologi IPB itu. 

 

Hal itu, sambung dia, bertujuan bukan hanya untuk menggali sejarah, namun juga agar kita bersilaturahmi dengan tokoh dan masyarakat setempat untuk menyampaikan pesan bahwa sejarah ini patut untuk digali dan dilestarikan.

 

Salah satu peserta juga mengungkapkan bahwa acara ini sangat menarik sebagai pemantik untuk diskusi selanjutnya karena banyak sumber sejarah Pemalang yang masih tercecer.

 

Diskusi seputar sejarah Pemalang ini sangat penting karena sebagai masyarakat Pemalang, kami menyadari bahwa sejarah Pemalang tidak banyak diketahui oleh masyarakatnya sendiri.

 

"Oleh karena itu, kami berharap anak-anak muda di Pemalang mau kembali mencari tahu soal sejarah agar lebih mencintai daerah kelahirannya sendiri," ungkap Muntamad, salah satu panitia diskusi.


Selain untuk mengisi peringatan hari kemerdekaan Indonesia, diskusi juga untuk meningkatkan kecintaan pemuda Pemalang akan daerahnya. Harapannya, generasi millennial tidak tercerabut dari akar budayanya sendiri. Jangan sampai suatu saat nanti pemuda tidak tahu sejarah tempat tinggalnya.

 

Kontributor: Mukh Imron Ali M

Editor: Kendi Setiawan