Daerah

Nahdliyin Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Gempa di Blitar

Rabu, 14 April 2021 | 00:00 WIB

Nahdliyin Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Gempa di Blitar

Anggota Banser menurunkan bantuan untuk warga terdampak gempa di Blitar, Jawa Timur. (Foto: NU Online Jatim/Ika Nur Fitiani)

Blitar, NU Online

Warga NU terus membuktikan kepedulian kepada masyarakat terdampak gempa bumi di Jawa Timur. Seperti melalui NU Care-LAZISU Kabupaten Blitar yang menyerahkan bantuan kepada warga di wilayah MWCNU Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar. Penyerahan bantuan ini berlangsung pada Selasa (14/4).

 

"Bantuan dari LAZISNU itu berkah," kata Ketua NU Care-LAZISNU Kabupaten Blitar, Yusuf Afandi Reky diberitakan NU Online Jatim.

 

Pada kesempatan ini tim LAZISNU juga didampingi oleh Kholid Adnan dan Satori bersama Ansor-Banser PAC Kesamben. Hujan deras tidak menyurutkan semangat rombongan, meskipun mobil pengangkut material bahan bangunan sempat harus didorong oleh anggota Banser Kesamben karena medan yang curam.

 

Tampak hadir tim dari Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU), Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) serta Ketua Tanfidziyah MWCNU Kesamben KH M Fathan beserta perwakilan Banom di wilayah NU Kesamben.

 

"Kami akan berusaha menjalin komunikasi di wilayah NU Kesamben dalam ikhtiar membantu menangani persoalan  ini," ujar KH M Fathan, Ketua MWC NU Kecamatan Kesamben.

 

Dampak gempa di Blitar

Gempa berkekuatan 6,7 skala richter terjadi pada jarak 96 kilometer arah selatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu, 10 April 2021. Meskipun berpusat di wilayah Kabupaten Malang, namun gempa ini juga berdampak pada daerah di sekitarnya terutama daerah Mataraman, seperti Blitar, Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo dan wilayah lainnya.

 

Imam Karya Bakti, Ketua LPBINU Kabupaten Blitar menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan beberapa langkah tanggap darurat. "Terkait dampak bencana gempa yang ada di Kabupaten Blitar, LPBINU akan melakukan beberapa langkah tanggap darurat," ungkapnya.

 

Langkah pertama yang diambil adalah melakukan pengumpulan data dan informasi melalui jejaring kelembagaan Nahdlatul Ulama (NU). Mulai dari tingkatan ranting atau desa sampai ke Pimpinan Cabang (PC) NU Kabupaten Blitar. Dari data tersebut LPBINU akan melakukan verifikasi dan menentukan langkah prioritas untuk wilayah terdampak.

 

Imam juga menjelaskan bahwasanya Kabupaten Blitar merupakan daerah yang cukup parah terdampak bencana gempa ini, meliputi daerah yang berada di pesisir pantai seperti Kecamatan Wonotirto, Kademangan, Wates dan lainnya.

 

Sejumlah bangunan mengalami kerusakan seperti Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mardi Waluyo Kabupaten Blitar, Kantor Pemerintah Daerah (Pemda), Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blitar dan rumah warga masyarakat.

 

"Sampai malam ini kami belum menerima informasi terkait korban jiwa, dan semoga tidak ada korban jiwa di Kabupaten Blitar. Dan dari beberapa data sementara yang masuk dari jaringan relawan ke LPBINU Kabupaten Blitar ada sekitar 16-24 rumah warga yang rusak berat dan 50-60 rusak ringan hingga sedang," ungkap Imam.

 

Guru di Malang selamat dari gempa

Di Malang, gempa menyebabkan fasilitas belajar di MAN 2 Malang rusak parah. Namun demikian, beruntung sejumlah guru yang ada di madrasah selamat setelah berlindung di bawah meja.

 

"Saya tadi posisinya di atas tepatnya di laboratorium komputer niatnya mau istirahat, akan tetapi sekitar jam dua (14.00 WIB) kok tiba-tiba ada lindu (gempa). Saya kira cuman lindu biasa akan tetapi lama–lama kok goncangan semakin besar dan merobohkan beberapa bangunan yang ada di madrasah," kata Ahmad Sabilil Wahid​​​​​​​ staf tata usaha MAN 2 Malang.

 

Setelah mengetahui beberapa bangunan roboh, dirinya sempat kebingungan hendak ke mana. Sabilli memutuskan turun dengan hati was-was. Namun, ketika dia turun di tangga malah ada pecahan genting yang jatuh dan mengenai kepalanya.

 

"Saya luka dan berdarah. Akan tetapi tidak begitu parah dan bisa ditangani oleh bidan sekitar. Sebenarnya ada beberapa guru yang lagi berada di dalam ruangan, namun alhamdulillah selamat karena berlindung di bawah meja," imbuhnya.

 

Madrasah, sambung dia, sebenarnya baru saja melaksanakan pemberian raport siswa pada pagi hari. "Untungnya pada saat getaran terasa wali murid sudah tidak ada di madrasah," pungkasnya.

 

Selain itu penanganan cepat juga di lakukan oleh penjaga sekolah yang juga pasukan dari Satkoryon Banser Turen untuk terjun ke lapangan secara spontan.

 

Tindakan jika ada gempa

Dilansir www.bmkg.go.id, terdapat beberapa langkah untuk mengantisipasi agar masyarakat selamat jika terjadi gempa. Kunci utama adalah mengenali apa yang disebut gempa bumi. Pastikan bahwa struktur dan letak rumah dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa bumi seperti longsor, likuifaksi dan lainnya.

 

Selanjutnya, mengenali lingkungan tempat bekerja. Perhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat. Apabila terjadi gempa bumi, sudah mengetahui tempat paling aman untuk berlindung. Belajar melakukan P3K, menggunakan alat pemadam kebakaran, serta catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.

 

Selain itu, masyarakat juga perlu melakukan persiapan rutin pada tempat bekerja dan tinggal, seperti lemari diatur menempel pada dinding dengan dipaku atau diikat untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi. Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran. Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.


Disebutkan juga bahwa penyebab celaka yang paling banyak pada saat gempa bumi adalah akibat kejatuhan material. Karena itu perlu diatur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa bumi terjadi, misalnya lampu dan lainnya.

 

Adapun alat yang harus ada di setiap tempat yang dapat digunakan dengan cepat kalau-kalau terjadi gempa meliputi kotak P3K, senter atau lampu baterai, makanan suplemen dan air.

 

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Muhammad Faizin