Daerah

Ngaji Resolusi Jihad Meriahkan Hari Santri IPNU-IPPNU Kota Pontianak

Senin, 21 Oktober 2019 | 12:30 WIB

Ngaji Resolusi Jihad Meriahkan Hari Santri IPNU-IPPNU Kota Pontianak

Pembacaan 4.444 Shalawat Nariyah. dan Ngaji Resolusi Jihad NU oleh PC IPNU-IPPNU Pontianak, Kalbar.

Pontianak, NU Online
Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kota Pontianak, Kalimantan Barat menggelar pembacaan 4.444 Shalawat Nariyah. Kegiatan sekaligus bersama dengan Ngaji Resolusi Jihad NU dalam rangka Hari Santri 2019 di Pondok Pesantren Al-Mujtahid, Senin (21/10).
 
Dalam sambutannya, Edi Rianto selaku Ketua PC IPNU Kota Pontianak mengatakan bahwa  kegiatan diselenggarakan dalam rangka hari santri. Juga kegiatan diselingi dengan Resolusi Jihad NU untuk mengetahui letak perjuangan ulama dan para santri dalam memerdekakan bangsa Indonesia. 
 
"Ada ilmuwan Inggris mengatakan bahwa resolusi jihad NU itu bukan sebuah perang, akan tetapi sebuah tawuran,” katanya.
 
Sedangkan pemateri, KH Qamaruzzaman menyampaikan bahwa hari santri tahun ini yang ketiga kalinya diselengarakan baik dalam elemen pemerintahan maupun swasta.
 
“Santri punya sejarah yang harus kita abadikan dan penghargaan untuk santri yang mana santri sangat berperan penting dalam memerdekakan Indonesia,” katanya sembari mengutip sambutan KH Said Aqil Siroj, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
 
Dalam pandangannya, Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 yang mana pada waktu itu diumumkan oleh Bung Karno dan juga disebarluaskan lewat Radio RRI. 
 
"Singkat cerita bahwa Soekarno ini pernah datang ke KH Munir di Madura setelah dapat restu oleh KH Munir. Barulah datang ke KHM Hasyim Asy'ari dan juga  pada waktu itu hadratussyaikh mengeluarkan Resolusi Jihad NU,” ungkapnya. 
 
Dalam paparannya, inilah yang membedakan hadratussyaikh dengan yang lain. Bahkan jika tanpa fatwa dari beliau, Indonesia tidak akan ada. 

"Jika seandainya tidak ada fatwa atau instruksi dari KHM Hasyim Asy'ari kemungkinan Indonesia tidak ada,” terangnya.
 
Lebih jauh, dirinya mengemukakan bahwa bangsa Indonesia, termasuk di dalamnya santri.
 
“Kita patut bersyukur bahwa hari ini bisa merasakan oleh perjuangan para ulama, santri dan masyarakat Indonesia,” ungkapnya.
 
Sebab itu, dirinya mengajak semua kalangan untuk memaksimalkan dan mengisi hari santri dengan kiprah terbaik. 
 
 
Kontributor: Ahmad Imamul Arifin
Editor: Ibnu Nawawi