Daerah

Pendidikan Karakter Perlu Ditanamkan pada Anak Sejak Usia Dini

Kamis, 18 Juli 2019 | 00:00 WIB

Pendidikan Karakter Perlu Ditanamkan pada Anak Sejak Usia Dini

KKN Mahasiswa Unwaha, Jombang, Jatim

Jombang, NU Online
Pendidikan karakter menjadi aspek penting dalam dunia pendidikan. Bahkan, pendidikan karakter tersebut harus ditanamkan kepada anak yang masih di usia dini. Sehingga saat anak mulai menginjak dewasa, ia akan tumbuh menjadi manusia yang hebat.

Hal ini menjadi dasar mahasiswa Universitas KH Abdul Wahab Hasbullah (Unwaha) Tambakberas, Kabupaten Jombang, Jawa Timur yang saat ini menempa tugas akademiknya yakni Kuliah Kerja Nyata (KKN) memberikan wawasan kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan karakter.

Beberapa mahasiswa tersebut memberikan wawasan terkait pendidikan karakter melalui kegiatan seminar pendidikan karakter anak. "Pendidikan karakter perlu ditanamkan pada anak-anak sejak dini. Anak-anak dengan usia 0-2 tahun berada pada tahap pramoral yakni belum bisa mengetahui benar atau salah," ujar salah satu mahasiswa KKN, Sulthonul Risky Kurniawan, Rabu (17/7).

Dikatakan, pentingnya pendidikan karakter pada usia anak diketahui oleh para orang tua, agar jangan sampai salah arah dan salah didik, karena hal itu sangat berpengaruh pada masa-masa usia selanjutnya.

Dosen Unwaha, Ahmad Kanzul Fikri mengungkapkan, pendidikan karakter harus dilakukan secara konsisten. Selain itu juga harus didukung oleh beberapa pihak, tidak hanya orang tua atau keluarga namun juga lembaga pendidikan, dan lingkungan sekitar.

"Misalnya kalau di sekolah diajarkan tata tertib aturan, di rumah juga harus diajarkan itu," jelas pria yang menjadi pembicara seminar pendidikan karakter itu.

Namun dari itu semua lanjutnya, yang paling penting menurut dia adalah upaya orang tua dapat memberikan contoh-contoh yang positif kepada anak-anaknya. Orang tua, imbuh pria yang juga Pengasuh Pesantren Al-Aqobah Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Jombang ini, perlu terus mendidik anaknya dengan konsistensi, juga tidak segan memberikan penghargaan kepada anak-anaknya.

"Yang harus dihindari adalah penghargaan berupa fisik, misalnya memberikan hadiah coklat itu dihindari, sesekali boleh tetapi hadiah tidak hanya materi bisa pujian," ucapnya.

Sebab kata dia, apabila anak terlalu sering diberikan penghargaan berupa materi, maka saat berprilaku baik bukan karena kesadaran dari dalam dirinya, tetapi karena adanya iming-iming hadiah. Ia menambahkan, konsistensi yang juga perlu dilakukan orang tua terhadap anaknya adalah menegur atau memberikan tindakan kepadanya saat ia melakukan sesuatu yang kurang baik atau tercela.

"Sikap konsisten ini juga sangat mendukung terhadap pendidikan karakter," pungkas Gus Fikri sapaan akrabnya. (Syamsul Arifin/Muiz)