Jombang, NU Online
Dewan Pakar Aswaja NU Center Jawa Timur Ustadz Idrus Ramli menyampaikan bahwa dalam menghadapi ajaran atau aliran yang menyimpang, para pejuang aswaja diniscayakan menempuh cara-cara yang inovatif atau modern.
<>
"Perlu pendekatan modern dari dalil aqli dan naqli," ujarnya dalam bedah buku Sejarah Pengantar Ahlussunnah wal Jama'ah pada Ahad (07/06/2015) di Jombang.
Ia menyarankan agar Aswaja Center Jombang mengembangkan dakwah lewat film dengan segmentasi anak-anak dan disebarkan dalam bentuk CD.
"Sudah mendesak, inovasi harus dilakukan karena CD atau media pembelajaran yang ada ditengarai berbeda dengan praktik keagamaan muslim Nusantara," katanya.
Hadir sebagai peserta yang dari Muhammadiyah, MIUMI, pesantren, dan para guru PAI yang tergabung dalam Pergunu, dan delegasi MWC NU.
Ustadz Idrus Ramli menyatakan bahwa pergerakan apapun itu membutuhkan ulama, termasuk dulu ketika umat Islam dalam menaklukkan Palestina itu memerlukan ulama, bahkan dipimpin ulama.
"Jadi, kunci kemenangan umat Islam itu da di tangan ulama," ujar Dewan Pakar Aswaja NU Center Jawa Timur ini dihadapan puluhan peserta bedah buku di hall KH Abdurrahman Wahid, Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) Jombang..
Mengutip Imam Ghazali, Ustad Idrus menyatakan bahwa kerusakan masyarakat itu karena kerusakan para pemimpin, kerusakan pemimpin itu karena kerusakan ulama, dan kerusakan ulama itu karena cinta popularitas dan harta.
"Kami berharap ustad Idrus membuat buku tentang dalil lengkap aqaid khamsin, dan tentang tradisi, misalnya nogo dino," ujar salah seorang peserta.
Ditegaskan ustadz Idrus bahwa klenik itu ada dua. Ada yang boleh, dan ada yang tidak boleh. Namun ia menekankan bahwa semuanya itu terserah takdirnya Gusti Allah. Karena itu tak boleh ragu. Kepercayaan kenaasan ini sudah ada sejak dulu. Pada masa Sayyidina Ali pun demikian. Dan Ali menolak pandangan orang yang mempercayai hari. Dan ternyata Sayyidina Ali menang dalam peperangan dengan Khawarij.
"Hitung-hitungan itu adalah ikhtiar saja. Namun, semuanya adalah terserah takdir dari Allah."
Kegiatan bedah buku ini menurut ustadz Yusuf Suharto sebagai bagian dari kegiatan kajian Aswaja NU Center Jombang yang dilaksanakan rutin tiap bulan. Pada bulan Mei lalu, kajian rutin Aswaja diisi oleh Dr Kiai Makshum Zen, Syuriyah PCNU Jombang yang juga mantan ketua Aswaja NU Center Jombang dalam Pesantren Kilat (Sanlat). Bersama para asatidz Aswaja NU Center, para siswa digembeleng materi aswaja selama setengah bulan, dan berakhir pada 31 Mei, di Aula SMK Bisri Syansuri Denanyar Jombang.
Saat ini Aswaja NU Center sedang bekerja sama dengan PC Fatayat Jombang di bawah pimpinan Neng Ema, cucu Kiai Abdul Wahab Hasbullah. Saat ini juga menjadi pemateri aswaja di 21 kecamatan di Jombang kerja sama denga PC Fayatat Jombang. Bertepatan dengan bedah buku pada Ahad (07/06), dilaksanakan juga pengisian aswaja oleh ustadz Abdul Majid dari Aswaja Center di LDK di kecamatan Kudu. (red: mukafi niam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Inilah Obat bagi Jiwa yang Hampa dan Kering
2
Khutbah Jumat: Bahaya Tamak dan Keutamaan Mensyukuri Nikmat
3
Kontroversi MAN 1 Tegal: Keluarkan Siswi Juara Renang dari Sekolah
4
Kader PMII Dipiting saat Kunjungan Gibran di Blitar, Beda Sikap ketika Masih Jadi Wali Kota
5
Pihak MAN 1 Tegal Bantah Keluarkan Siswi Berprestasi Gara-gara Baju Renang
6
Kronologi Siswi MAN 1 Tegal Dikeluarkan Pihak Sekolah
Terkini
Lihat Semua