Daerah

Sari Mengkudu Produksi Anggota Banser Jember Diekspor ke China

Jumat, 5 Juni 2020 | 23:15 WIB

Sari Mengkudu Produksi Anggota Banser Jember Diekspor ke China

Muadi (tengah) saat menunjukkan produksi sari mengkudu (Noni Original) kepada rekan-rekan bisnisnya. (Foto: NU Online/Aryudi AR)

Jember, NU Online
Mengkudu diyakini dapat mengobati  berbagai macam penyakit. Salah satunya yang paling terkenal adalah dapat menurunkan kolesterol dan mencegah kanker. Pohon mengkudu juga tak sulit ditemukan, bahkan sering tumbuh secara liar di pekarangan, tebing sungai, dan lahan kuburan.


Melihat manfaatnya yang begitu besar terhadap kesehatan manusia, seorang anggota Banser di Desa Bagorejo, Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Ahmad Muadi memproduksi minuman yang difermentasi dari buah mengkudu. Nama minuman herbal tersebut adalah Noni Original, dikemas dalam bentuk botol dan curah.


“Alhamdulillah, sudah 6 tahun kami memproduksi sari mengkudu,” tukas Ahmad Muadi kepada NU Online di kediamannya, Dusun Ampeldento, Desa Bagorejo, Kecamatan Gumukmas, Jember, Jumat (5/6).


Usaha pembuatan jamu herbal berbahan baku mengkudu yang dilakukan Muadi tergolong besar, meski awalnya hanya home industri. Bayangkan,  setahun setelah berdiri, Muadi sudah mengekspor Noni Original ke China dan Korea Selatan. Menurutnya, permintaan China cukup besar terhadap sari mengkudu. Setiap tahun Muadi bisa mengekspor Noni Original 12 kontainer. Sari mengkudu untuk ekspor, bentuknya curah, yaitu dikemas dalam jerigen–jerigen besar. Sedangkan untuk pasar lokal, dikemas pakai botol.


“Korea Selatan juga kita kirim (ekspor) banyak. Pernah  sampai mengekspor 15 kontainer dalam setahun. Produk kami banyak disuka karena hasil fermentasi,”ucapnya.


Namun diakui Muadi bahwa sejak Covid-19 melanda Indonesia, ekspor Noni Original terhenti, karena negara-negara tujuan ekspor juga terjangkit virus yang mematikan tersebut. Sedangkan untuk pasar lokal, juga menurun drastis. Biasanya dalam sebulan, Noni Original terjual satu hingga dua ton, tapi sejak Covid-19 melanda, tingkat keterjualannya berkurang  jauh. Akibat Corona pula, Muadi mengaku terpaksa merumahkan karyawan di Jember dan Lumajang, jumlahnya 30 orang.


“Kita berharap semoga Corona cepat berlalu. Sebab ini (Corona) dampaknya secara ekonomi cukup besar,” jelasnya.


Muadi menjelaskan, sesungguhnya Indonesia mempunyai cukup banyak tanaman yang bisa dijadikan obat herbal. Allah telah menyediakan segalanya untuk pengobatan dan kesehatan manusia. Namun untuk memanfaatkan tanaman itu dibutuhkan kesabaran dan keuletan untuk mencari tahu dan menekuni proses produksinya.


“Untuk tahu ilmu fermentasi mengkudu, saya awalnya belajar kepada seorang China, namanya  Mister Feng,” kenang pria yang mengaku bangga menjadi anggota Banser tersebut.


Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang LPNU (Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama) Jember, Hery Purnomo mengapresiasi usaha yang ditekuni oleh Muadi. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan bahwa warga NU juga kreatif dan pandai memanfaatkan peluang.


“Saya kira apa yang dicapai oleh Pak Muadi, laik dicontoh,” pungkasnya.


Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi