Daerah

Shalawatan dan Maulidan di Bus, Kreasi Unik Warga NU Mimika

Selasa, 5 November 2019 | 00:30 WIB

Shalawatan dan Maulidan di Bus, Kreasi Unik Warga NU Mimika

Rombongan menerima hadiah kitab dari Ustadz Khoirul Anam, pengurus  Masjid Portsite. (Foto: NU Online/Sugiarso)

Mimika, NU Online
Rangkaian kegiatan Istighotsah Alam warga NU (nahdliyin) Mimika, Papua untuk memperkuat ruh an-Nahdliyah dilakukan dengan kemasan yang unik dan menarik. Nahdliyin terkenal orang yang luwes, kreatif, unik dan bisa beradaptasi dengan berbagai keaman dan kondisi lingkungan sekaligus memaksimalkan peluang. Tidak heran jika warga NU sekali kegiatan bisa seribu niat.
 
Salah satu kreasi alamiah adalah bershalawat sesuai kondisi saat itu. Hal ini seperti dilakukan rombongan jamaah istighotsah alam yang dilaksanakan nahdliyin mulai berangkat dari masjid Al-Istiqomah Basecamp menuju masjid Al-Ikhlas Portsite (PS). 
Kegiatan berlangsung beberapa waktu berselang yang diceritakan Ustadz Sugiarso kepada NU Online, Senin (4/11).
 
"Proses pendataan penumpang sudah selesai, silakan selama perjalanan bershalawat sepuasnya. Bagi yang tidak mau bershalawat saya turunkan dari bus," kata Ketua Jamaah Istighotsah An-Nahdliyah, Mimika, Papua, Ustadz Sugiarso.
 
Pemimpin shalawat sudah ditentukan. Shalawat di bus 1 dipimpin Hj Asmawati, bus 2 oleh Ustadz Sugiarso dibantu Mama Agung. Dan bus 3 dipimpin oleh Ustadz Rahman. Lantunan rebana segera menggema di bus 1 walaupun bus belum berangkat.
 
Pada bus 3, pembacaan maulid diba dibaca layaknya di dalam masjid. Buku shalawat telah tersedia dan para guru ngaji tampil. Ustadz Nafik, Ustadz Solihin, Hj Laila Paeno, dan Rahman tampil. Pada saat mahalul qiyam semua penumpang bis berdiri. 
Seperti diatur, sejak awal bus berangkat dibaca ya rabbi hingga mahalul qiyam dan ditutup doa oleh Ustadz Sholihin, tepat bus tiba di cargo dock, suatu tempat terminal bus dan tunggu sebelum naik ke kapal menuju ke Portsite.
 
Pada bus lain, Hj Asmawati dan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) SP2 membaca shalawat dengan berbagai lagu terkenal, ya Lal Wathan, sa'duna, shalawat Asnawiyah dan sebagainya. 
 
Hal ini mirip dengan di bus 2 yang diisi dengan banyak membaca shalawat Nariyah dan beberapa lagu grup Sabyan, seperti Maulana dan Asyiqal Mustofa dipandu Mama Agung. Sungguh kreasi yang positif dengan menyulap bus menjadi panggung shalawat.
 
Selain kreasi bus shalawat, silaturahim dan penguatan ruh an-Nahdliyah yang digalang lewat istighotsah alam ke Pelabuhan Amamapare Mimika, membawa hasil yang luar biasa. 
 
Ada dua hasil yang tak ternilai harganya, yakni hadiah kitab dari Ustadz Khoirul Anam, salah satu keturunan keluarga besar Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur dan kesediaan pengurus  Masjid Portsite untuk rutinan menggelar acara semacam ini secara berkala. Kitab yang dihadiahkan berjudul  Uswatun Hasanah fii Bayani Nashihatu lil Mar'a dan Al-Iilmu wal Adab.
 
Kesan mendalam disampaikan Hj Asmawat ketika tiba di dermaga. Dia meneteskan air mata yang tidak bisa terbendung, sorak gembira sedih tangis datang semuai. 
 
“Inikah salah satu contoh kapal yang akan kita kendarai nanti di hari pembalasan bersama sama Hadratussyeh KHM Hasyim Asy,ari, satu bendera satu kapal, bersama jamaah an-Nahdhiyah," katanya dengan pandangan haru.
 
Setelah makan siang dengan menu Nusantara, jamaah menikmati suasana Portsite sembari berfoto ria di sejumlah sudut yang menarik. Pukul 13.40 kapal Jaramaya dan Tipoeka telah siap mengantar jamaah kembali ke Timika. Sungguh ini perjalanan religi yang sangat berkesan.
 
 
Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Aryudi AR