Daerah

Ulama DKI: Lailatul Ijtima Wujudkan Jargon 'Bahagia Warganya'

Senin, 2 Maret 2020 | 07:00 WIB

Ulama DKI: Lailatul Ijtima Wujudkan Jargon 'Bahagia Warganya'

Pengajian lailatul ijtima di Masjid Nurussalam Kemayoran, Jakarta Pusat, Ahad (1/2) malam. (Foto: Farhan)

Jakarta, NU Online
Katib Syuriyah PBNU KH Zulfa Mushtofa mengatakan kebahagiaan seseorang dapat dipicu dengan sering mengaji.
 
Kiai Zulfa menyebutkan penelitan yang dipublikasikan Harian Kompas beberapa tahun lalu menyebutkan indeks kebahagiaan masyarakat Indonesia lebih tinggi daripada Jepang dan Singapura.
 
"Bisa jadi itu sebab umat Muslim Indonesia sering mengaji. Karena dengan mengaji, hati kita bisa lebih dikendalikan jika ada masalah," kata Kiai Zulfa Mustofa, Ahad (1/3).
 
Mengisi lailatul ijtima di Masjid Nurussalam Kemayoran, Jakarta Pusat, Kiai  Zulfa mengatakan DKI Jakarta memiliki jargon 'Maju Kotanya, Bahagia Warganya'. Pada aspek 'Bahagia Warganya' jika ingin terwujud, sebagai warga Jakarta harus sering-sering mengaji Al-Qur'an di rumah. Selain itu juga ikut hadir ke majelis-majelis pengajian.
 
"Kalau maju kotanya, itu urusan pemerintah di bidang infrastruktur," tutur Kiai Zulfa. 
 
Kiai Zulfa menambahkan ada tiga pilar dalam NU yang semuanya harus berjalan bersama dan saling bersinergi. Ketiganya adalah pilar keilmuan, ekonomi, dan kebangsaan. Dari tiga pilar inilah menjadi embrio pendirian dan lahirnya NU, yaitu dari tashwirul afkar, nahdlatut tujjar, dan nahdlatul wathan.
 
"Oleh karena itu kajian bulanan di PBNU baik pengajian atau diskusi tentang kebangsaan selalu ada. Dan, juga gerakan kemandirian NU melalui kotak koin selalu digaungkan," tutur kiai Asal Jakarta Utara ini.
 
Ketua MWCNU Kecamatan Kemayoran, Ustadz Ahmad Muhajir mengatakan lailatul ijtima’ adalah kegiatan bulanan yang hanya ada di NU. Kegiatan ini sebagai pondasi dan akar kegiatan perkumpulan Nahdliyin yang sudah lama ada.
 
"Dalam kegiatan lailatul ijtima’ ini biasa diisi dengan istighosah, ngaji kitab, dan diskusi bersama," kata Ustadz Ahmad Muhajir.
 
Imam Rawatib Masjid Akbar Kemayoran ini menambahkan sebagai wadah silaturahim dan sinergitas jamaah dan jamiyah, lailatul ijtima’ akan terus diadakan agar Nahdliyin paham lebih dalam tentang Aswaja Annahdliyah, ubudiyah NU, dan wawasan Islam Nusantara. 
 
Ketua PCNU Jakarta Pusat Gus Syaifudin mengatakan jika ada 20 persen dari warga NU menyumbang ke kotak Koin NU, setiap kecamatan atau MWCNU akan memiliki mobil ambulans untuk masyarakat yang membutuhkan. 
 
"Gerakan kemandirian NU itu ciri dari adat kebiasaan masyarakat Indonesia. Jika masyarakat Indonesia terkenal dengan gotong royong untuk kerja bakti, bangun masjid, dan bantu bersama korban bencana alam. Gerakan kemandirian NU ini wajah baru yang berasal dari umat dan untuk umat," paparnya. 
 
Pengurus Masjid Nurussalam Serdang H Bambang Budiono mengatakan masjid ini selalu siap bersinergi dengan NU. Sebagai tempat ibadah, dalam sejarahnya masjid juga berfungsi untuk kegiatan sosial yaitu berdiskusi dan memikirkan umat.

Kontributor: Farhan Maksudi
Editor: Kendi Setiawan