Daerah

Ulama Inggris: Abah Cipulus Guru Spiritual Saya di Tarekat Naqsyabandiyah

Sabtu, 4 September 2021 | 23:30 WIB

Ulama Inggris: Abah Cipulus Guru Spiritual Saya di Tarekat Naqsyabandiyah

Buku biografi Abah Cipulus. (Foto: Dok. NU Online)

Purwakarta, NU Online 
Pemuka Muslim Inggris, Paul Salahuddin Armstrong, dalam acara bedah buku Biografi Abah Cipulus: Sejarah dan Perjuangan Dakwah, Sabtu (4/9/2021) menceritakan kenangannya bersama KH Adang Badruddin (Abah Cipulus) saat berkunjung ke Pesantren Al Hikamussalafiyah Cipulus (Pesantren Cipulus), Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.


“Awal Maret 2020, saya mendapatkan undangan dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Saat itu pula saya berkunjung ke Pesantren Cipulus kemudian berbincang banyak hal tentang Islam, Pendidikan, Pesantren, dan Nahdlatul Ulama bersama Abah Cipulus,” kenang Paul, Imam atau Muslim Chaplain di University of Birmingham Inggris ini.


Sejak pertemuan itu, ia mengungkapkan kekagumannya kepada Abah Cipulus. “Sebagai orang yang menganut Tarekat Naqsyabandiyah ketika ngobrol dengan Abah tentang NU, ternyata tidak ada perbedaan. Bahkan, saya melihat Abah seperti guru spiritual saya di Naqsyabandi. Beliau sangat mengesankan,” kata Paul.


Meski pertemuannya dengan Abah Cipulus tergolong singkat, Amstrong mengaku banyak memperoleh pelajaran dari sosok Abah Cipulus. “Gaya bicaranya, perilakunya, apalagi ketika bercanda membuat saya selalu ingat Abah apalagi ketika sudah sampai ke Newquey (Cornwall, Inggris),” ujarnya.


Penghubung tradisi
Pada kesempatan yang sama, Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung, M Ali Ramdhani mengatakan, Abah Cipulus merupakan sosok yang mampu menjembatani dan membuat rantai penghubung antar tradisi pesantren dengan tradisi masyarakat lokal.


“Lahir dan dibesarkan dalam tradisi pesantren yang ketat, keilmuan yang mumpuni disertai kemampuan memahami dinamika kemasyarakatan membuat Abah menjadi mercusuar bagi masyarakat. Ia adalah penerang dan petunjuk arah bagi mereka yang tengah mencari identitas dirinya,” ungkap Ali Ramdhani.


Disampaikannya, Abah Cipulus sebagai pengayom masyarakat dan pendidik para santri kiprah dan perannya sangat jelas. Hal itu dilihat dalam rekam jejaknya selama ini di tengah umat serta teladan yang mampu memberikan kontribusi kepada sesamanya.


Baca juga: Biografi 'Abah Cipulus' Diluncurkan Sabtu Besok


“Hal itu, terefleksikan dalam cara bertindak dan berpikir Abah yang sesuai Hadts Rasulullah saw yang berbunyi khairunnas anfauhum linnas (sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama),” ungkap Dirjen Pendis Kemenag ini.


Ia menuturkan, Abah Cipulus merupakan profil ulama yang brilian. “Di tangan Abah Cipulus, agama menjadi sesuatu yang cepat dan mudah dipahami serta dapat memberi energi positif dalam menjalani dinamika kehidupan,” tandasnya.


Bedah Buku sekaligus peluncuran Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Badar Cipulus ini menghadirkan narasumber lainnya, antara lain Menteri Agama H Yaqut Cholil Qoumas, Sejarawan Wanayasa Purwakarta Budi Rahayu Tamsyah, dan Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung Prof Reiza D Diena Putra.


Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Musthofa Asrori​​​​​​