Cak Lontong berpendapat bahwa NU tetap memliki semangat yang sama dari mulai didirikan. Menurut dia, memperingati berdirinya NU pun dengan cara berdiri.
“Ini menunjukkan kesederhanaan dari dulu. Perlu dilestarikan,” ujar alumni Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya tersebut pada peringatan Hari Lahir NU di halaman gedung PBNU, Jalan Kramat Raya Jakarta, Selasa, (31/1).
Pembawa acara sekaligus pelawak tersebut juga mengakui bahwa ia mempunyai kedekatan emosional dengan NU dari kecil.
“Sejak kecil, saya hidup di lingkungan NU. Kekrabannya luar biasa,” ungkap lelaki yang menyandang gelar insinyur itu.
Selama hidup di kalangan NU, ia mengaku, ekonomi masyarakat dapat diperbaiki dengan cara tradisi tahlilan yang diadakan ketika ada acara atau ada orang yang meninggal dunia.
“Jika ada satu orang yang meninggal di desa saya, tujuh hari makan malam saya, aman. Coba kalau ada orang yang meninggal seratus,” ujar pemilik nama lengkap Lies Hartono.
Selain itu, dia juga menyinggung terkait dengan menghargai keberagaman. Menurutnya, Indonesia merupakan bangsa yang majemuk. Hal itu tergambar dari kekayaan etnis dan bahasa yang dimiliki.
“NU itu lebih hebat dari PBB,” tambahnya.
Menurutnya, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) hanya mengurusi perdamaian dunia, sedangkan NU mengurusi perdamaian dunia dan akhirat. (M. Ilhamul Qolbi/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan Muharram
3
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
4
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
5
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
6
Khutbah Jumat: Berani Keluar Dari Zona Nyaman
Terkini
Lihat Semua