Zaidan adalah sosok santri yang boleh dibilang bersungguh sungguh dalam mencari ilmu. Baru tiga bulan masuk pesantren, sudah banyak kitab kuning yang ia kenal, meskipun dia sendiri belum menguasai isinya.
Suatu ketika Zaidan diperlihatkan oleh teman sekamarnya kitab baru yang akan dibaca di masjid pesantren, karena kitab sebelumnya sudah khatam. Saat itu dia tidak bertanya apa nama kitab tersebut, ia hanya memperhatikan halaman depan dan merasa yakin akan nama kitabnya.
Zaidan kemudian mencari kitab tersebut di toko buku pesantren, tetapi sayang persedian kitab itu sudah habis, maka pergilah ia ke kota tak jauh dari pesantrennya, dan akhirnya tiba di sebuah toko kitab.
âAssalamulaikum, saya mau beli kitab tuan Habib,â ujar Zaidan pada pemilik toko.
âWaalaikum salam, mau beli kitab apa, Mas?â
âKitab âUmaryotho.â
Pertanyaan itu diulangi lagi oleh pemilik toko, dan jawabannya tetap: kitab âUmaryotho. Rupanya tuan Habib ini tidak mengenal nama kitab yang disebutkan Zaidan.
Melihat pemilik toko kebingungan, Zaidan pun mencoba menjelaskan, âKitab Nahwu, tuan Habib.â
Pemilik toko kemudian mengambil dan menunjukkan beberapa kitab ilmu nuhwu, tetapi kitab-kitab itu bukanlah yang dicari Zaidan. Akhirnya tuan Habib membawakan sebuah kitab Nahwu yang kebetulan stoknya tinggal satu. Alangkah senangnya Zaidan tatkala melihat kitab itu. âYaâĤ Benar tuan Habib, kitab ini yang saya cari.â
Tuan Habib pemilik toko pun akhirnya lega karena terlepas dari rasa bingung sembari berucap, âOâĤ Kitab âImrithi, tho...â
Maklum, santri baru.... (Hosni Rahman)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan MuharramÂ
3
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
4
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
5
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
6
Khutbah Jumat: Berani Keluar Dari Zona Nyaman
Terkini
Lihat Semua