Internasional

3 Kali Veto, Amerika Kembali Gagalkan Resolusi Gencatan Senjata di Gaza Palestina

Kamis, 22 Februari 2024 | 23:45 WIB

3 Kali Veto, Amerika Kembali Gagalkan Resolusi Gencatan Senjata di Gaza Palestina

Dubes AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menggunakan hak veto pada pertemuan Dewan Keamanan PBB terkait resolusi gencatan senjata di Gaza Palestina, di Markas PBB, New York, Selasa (20/2/2024).(Foto: UN)

Jakarta, NU Online
Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali gagal menyepakati resolusi gencatan senjata di Gaza, Palestina. Hal ini disebabkan Amerika Serikat (AS) yang lagi-lagi memveto draf resolusi DK PBB yang mendesak gencatan senjata segera di Jalur Gaza Palestina.

 

Dari 15 anggota Dewan Keamanan, 13 anggota mendukung resolusi yang disusun Aljazair itu, sementara Amerika Serikat (AS) memveto dan Inggris memilih abstain pada Selasa (20/2/2024).

 

Ini adalah kali ketiganya AS menggunakan hak veto terhadap resolusi yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera di Jalur Gaza, Palestina sejak perang meletus pada 7 Oktober 2023 lalu.


Duta Besar (Dubes) AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield menyebut draf resolusi Dewan Keamanan tidak akan menghasilkan perdamaian jangka panjang, namun justru memperpanjang masa penyanderaan dan krisis kemanusiaan.


Menurutnya, resolusi tersebut akan merusak proses perundingan gencatan senjata yang sedang diupayakan Israel dan Hamas saat ini.

 

“Meskipun banyak pihak terlibat dalam perundingan yang sensitif, ini bukan saat yang tepat untuk mengeluarkan resolusi ini, sehingga membahayakan upaya-upaya ini,” katanya, melansir UN News.

 

Sementara itu Dubes Palestina untuk PBB Riyad H Mansour mengecam kelambanan dewan dalam mengambil tindakan terhadap serangan terus-menerus Israel di Jalur Gaza, meskipun telah ada seruan internasional untuk gencatan senjata.

 

Mansour menyoroti langkah-langkah sementara Mahkamah Internasional yang memerintahkan Israel untuk menghentikan semua tindakan genosida dan menjamin akses kemanusiaan kepada rakyat Palestina yang menderita akibat serangan Israel di Gaza.


"Sudah hampir tiga minggu sejak kami meminta tindakan diambil untuk memastikan penerapan langkah-langkah sementara dan gencatan senjata yang akan melindungi rakyat Palestina. Namun, sayangnya, permohonan kami tidak membuahkan hasil," ujar Mansour.

 

Mansour menyatakan bahwa jumlah korban jiwa di Palestina terus meningkat, dengan ribuan warga Palestina terbunuh dan terluka akibat serangan Israel. Dia mengecam pembunuhan hampir 4.000 anak Palestina hanya dalam 20 hari terakhir sebagai konsekuensi menyedihkan dari kelambanan tindakan.

 

Mansour juga mempertanyakan ketidaksiapan Dewan Keamanan PBB dalam menuntut gencatan senjata, menyebut veto terhadap rancangan resolusi sebagai tindakan yang 'ceroboh dan berbahaya', yang melindungi Israel bahkan setelah melakukan kejahatan yang menyebabkan penderitaan jutaan orang Palestina yang tidak bersalah.