Internasional

Qatar: Hamas Setujui Tawaran Gencatan Senjata

NU Online  ·  Selasa, 19 Agustus 2025 | 23:00 WIB

Qatar: Hamas Setujui Tawaran Gencatan Senjata

Ilustrasi konflik Palestina-Israel. (Foto: freepik)

Jakarta, NU Online​​​​​​​

Qatar menyampaikan bahwa Hamas merespons positif terhadap tawaran gencatan senjata di Gaza. Proposal tersebut mencakup 60 hari gencatan senjata. Hal demikian sebagaimana dilansir Al Jazeera, pada Selasa (19/8/2025).


Meskipun demikian, Qatar juga menginformasikan bahwa belum ada respons dari Israel terkait tawaran tersebut.


BBC melaporkan bahwa proposal gencatan senjata itu ditawarkan Qatar dan Mesir berdasarkan kerangka kerja yang diajukan Utusan Amerika Serikat Steve Witkoff pada Juni lalu.


Menurut laporan BBC, tidak saja gencatan senjata 60 hari. Tawaran tersebut juga mencakup pembebasan sekitar setengah dari 50 tawanan yang tersisa dalam dua tahap.


Sementara itu, Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut bahwa pekan lalu, mereka hanya menerima tawaran tersebut jika seluruh tawanan dibebaskan dalam satu tahap.


"Mereka memberi kesan bahwa Hamas sedang berada dalam tekanan hebat," kata Netanyahu dalam sebuah video yang beredar mengomentari penerimaan tawaran gencatan senjata yang diajukan Qatar dan Mesir.


Lepas dari itu, pasukan Israel masih terus membombardir Kota Gaza. Rumah-rumah di selatan Kota Gaza dihancurkan, sedangkan di timur Kota Gaza, api berkobar-kobar, sebagaimana dikabarkan Al Jazeera.


Lebih dari itu, BBC melaporkan bahwa pekan lalu, kabinet pemerintahan Israel telah menyetujui rencana militer untuk menduduki Kota Gaza. Serangan demi serangan Israel tampak terus mengusir penduduk Gaza untuk pergi dari tanahnya.


Berdasarkan laporan The Guardian, pemerintahan Netanyahu menuai kritik tajam. Demonstrasi besar-besaran dilayangkan kepada Netanyahu dalam mengatasi perang Gaza dan kegagalannya dalam membebaskan tawanan. Mereka kembali mengundang para demonstran untuk turut bergabung dalam gelombang unjuk rasa baru pada Ahad ini.


Kantor Hak Asasi Manusia Persatuan Bangsa-Bangsa (OHCHR) menyebut bahwa Israel masih tidak cukup untuk menghentikan persebaran kelaparan. Kementerian Kesehatan di Gaza menyebut tiga hari lagi rakyat Palestina meninggal akibat malnutrisi.


Sampai saat ini, setidaknya ada 62 ribu warga Palestina meninggal dan 156 ribu lebih luka-luka, sedangkan di pihak Israel, terdapat 1.139 orang meninggal.