Internasional

Cerita Fauziah Fakhrunnisa Rochman Jalani Puasa 13 Tahun di Kanada

Rabu, 20 Maret 2024 | 14:00 WIB

Cerita Fauziah Fakhrunnisa Rochman Jalani Puasa 13 Tahun di Kanada

Fauziah Fakhrunnisa Rochman di tengah salju musim dingin di Kanada. (Foto: dokumen pribadi)

Jakarta, NU Online

Ramadhan tidak hanya menjadi momentum meningkatkan ibadah, tetapi juga menjadi momen menjaga semangat dalam menjalankan ibadah. Hal ini yang dirasakan oleh Wakil Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Amerika Serikat (AS)-Kanada Fauziah Fakhrunnisa Rochman meski harus menjalani Ramadhan di negeri orang.


Ramadhan 1445 H/2024 M ini merupakan Ramadhan tahun ke-13 di Kanada di tengah salju yang masih melimpah dan suhu yang fluktuatif di Calgary, Alberta.


"Puasa ke-13 di Kanada, saat ini bermukim di Calgary, Alberta, Kanada," kata Fauziah kepada NU Online, Rabu (20/3/2024).


Meskipun musim semi telah tiba, suhu udara masih berkisar antara 10 hingga minus 10 derajat celcius, menandakan bahwa musim dingin belum sepenuhnya berlalu. Namun, Fauziah dan keluarganya tetap menjalankan ibadah puasa dengan penuh semangat.


"Memasuki musim semi, tapi masih lumayan dingin. Masih fluktuatif antara 10 sampai minus 10 dan salju masih sangat banyak. Puasa juga lumayan cepat, sekitar 13 jam," ujar dia.


Kegiatan sehari-hari Fauziah dan keluarga tetap berlangsung seperti biasa, dengan tambahan kegiatan ibadah di rumah seperti sahur bersama, berbuka puasa, dan tarawih bersama. Setiap hari Sabtu, mereka juga mengadakan acara berbuka puasa dengan teman-teman di Pengajian Calgary.


Fauziah mengatakan terdapat sekitar 25 masjid di Calgary yang menjadi tempat ibadah bagi umat Muslim. Rata-rata, jumlah rakaat dalam shalat tarawih di masjid adalah 23 rakaat, dengan ada waktu istirahat di tengah untuk mereka yang ingin menyelesaikan shalat tarawih dalam 8 rakaat.


"Sebaran masjid lumayan banyak, sekitar 25 masjid. Jumlah rakaat di masjid yang kami tahu 23 rakaat, tapi ada break di tengah untuk yang mau 8 rakaat tarawihnya," papar magister lulusan Ilmu Lingkungan di Yale University, New Heaven, Amerika.

 
Fauziah Fakhrunnisa Rochman bersama keluarga di Kanada. (Foto: dokumen pribadi)
 

Meskipun sudah belasan kali menjalani Ramadhan di Kanada, Fauziah tetap memilih menu kuliner khas Indonesia sebagai pilihan untuk berbuka dan sahur. Ia selalu menjaga kebiasaan memasak makanan Indonesia di rumah, lengkap dengan jajan pasar buatan sendiri.


"Karena biasa masak makanan Indonesia di rumah, menu makanan keluarga ya makanan Indonesia. Lengkap dengan dawet dan jajan pasar buatan sendiri. Tapi untuk sahur, anak-anak lebih suka makanan 'sarapan' barat seperti roti, cereal dan lain-lain," beber dia.


Salah satu tantangan bagi Fauziah menjalani ibadah puasa di Kanada adalah saat menjalani rutinitas di kantor. Ia mengaku masih kerap diundang untuk ngopi atau makan siang, yang mana hal harus ditolak dengan sopan agar tidak menyinggung.


"Kesulitannya saat kerja, karena sering diajak ngopi atau lunch oleh kantor, tapi harus menolak dengan baik dan sopan agar tidak menyinggung," ungkapnya.


Belum lagi ditambah dengan udara yang cukup kering di Calgary, Fauziah dan keluarga harus memastikan untuk minum air putih dalam jumlah yang cukup saat sahur dan berbuka. "Kami harus minum air putih banyak sekali saat sahur dan buka," tuturnya.


Meskipun demikian, Fauziah dan keluarganya tetap menyikapi bulan suci Ramadhan dengan penuh kebahagiaan dan rasa syukur. "Kami biasanya punya pikiran, dinikmati saja," pungkasnya.