Dunia Digital Jadi Tantangan Besar Nahdliyin Jerman
NU Online · Senin, 13 Desember 2021 | 08:00 WIB
Syarif Abdurrahman
Kontributor
Jerman, NU Online
Katib Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jerman Prof Hendro Wicaksono mengatakan dunia kajian Islam digital di Jerman masih didominasi oleh kelompok Islam salafi
"Berdasarkan penelitian dari University Bochum di Jerman dunia digital masih dikuasai salafi," jelasnya saat mengisi webinar menuju Muktamar ke-34 NU di akun youtube PCINU Jerman, Sabtu (11/12/2021).
Prof Hendro menambahkan, dakwah Islam dari kelompok salafi banyak disebarkan di media sosial terutama facebook. Kajian-kajian tersebut diakses oleh siapa saja yang ingin belajar Islam.
"Kemudian media yang banyak digunakan yaitu facebook, instagram untuk menyebarkan konten digital. Youtube masih kalah," imbuhnya.
Ia menjelaskan, setelah terjadinya pandemi ada peningkatan sebesar 27 persen penggunaan digital. Terkhusus membangun layanan online. Aktivitas yang dilakukan secara online lebih banyak dilakukan di bidang data. Aktivitas keagamaan juga banyak.
"Digitalisasi adalah proses pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan efisiensi atau kualitas proses organisasi dan inovasi," kata Profesor Industrial Engineering Jacobs University Bremen ini.
Hendro memaparkan, pergeseran dan disrupsi bisnis akibat transformasi sangat menggeser kebiasaan masyarakat. Layanan retail terbesar saat ini amazon, taxi terbesar adalah uber, layanan film terbesar adalah netflix, layanan hotel terbesar adalah airbnb dan layanan informasi terbesar adalah facebook.
Kesamaan perusahaan ini tidak memiliki konten tersendiri. Mereka mengandalkan kemampuan mereka di bidang digital untuk menghubungkan manusia.
Dampak transformasi digital, karena terlalu banyak informasi yang tersedia maka kesempatan mendapatkan pemahaman menyeluruh sangat berkurang. Apalagi dalam memahami agama, hanya kulitnya saja.
"Seperti hanya mengandalkan persepsi visual, tidak bisa memahami tentang hubungan Allah dan manusia secara utuh," tegasnya.
Wicaksono menyarankan NU mulai memperhatikan digitalisasi menjelang usia satu abadnya. Hal ini berguna untuk menghilangkan dampak negatif menggunakan media sosial.
"Perlu perhatikan dampak negatif dengan memelihara rasa malu, berusaha memahami suatu hal dan fokus mencari hikmahnya, mencari informasi tanpa adanya diskriminasi dan mencari kebenaran dari berbagai sumber," tandasnya.
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua