Internasional

Gus Ulil Sebut Kurikulum Pesantren di Indonesia dan Madrasah di Pakistan Sama

Kamis, 8 Agustus 2024 | 10:00 WIB

Gus Ulil Sebut Kurikulum Pesantren di Indonesia dan Madrasah di Pakistan Sama

Ketua PBNU KH Ullil Abshar Abdalla bersama Kepala Jamiah Muhammadiyah Islamabad, Pakistan Syekh Zahoor Ahmed Al Alawi. (Foto: istimewa)

Islamabad, NU Online

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Ulil Abshar Abdalla menyampaikan bahwa kurikulum pendidikan pesantren di Indonesia tidak berbeda dengan apa yang diterapkan di Pakistan.


"Saya berasal dari tempat belajar yang sama dengan anda yaitu tempat yang mempelajari kitab kitab turats," katanya saat menyampaikan tausyiah di Jamiah Muhammadiyah Islamabad, Pakistan, Senin (5/8/2024).


Menurutnya, banyak kesamaan dalam pelajaran turats yang dipelajari di Pakistan dan apa yang pernah ia pelajari juga di pesantren di Indonesia. Hal serupa juga dapat ditemukan di belahan dunia lain, seperti Yaman, Damaskus, Mali, Sudan, Mauritania, Mesir, hingga di ujung Barat Maroko.


"Kami di Indonesia belajar tentang balaghah, mantiq, tasawuf, kedokteran dan banyak lagi," ujar pengampu Ngaji Ihya Ulumiddin daring itu.


Oleh karena itu, kiai yang akrab disapa Gus Ulil itu menegaskan bahwa apa yang dipelajari adalah hal yang sama yaitu pelajaran yang diajarkan Nabi Muhammad. Menurutnya, madrasah memiliki semangat pendidikan Nabi Muhammad.


"Pendidikan tradisional adalah pondasi peradaban suatu negara," kata kiai kelahiran Pati, Jawa Tengah itu.


Oleh karena itu, kunjungannya ke institusi pendidikan di Pakistan tersebut memberikan kesenangan tersendiri baginya. "Saya senang karena dapat datang ke madrasah yang menjadi tempat belajar ilmu syar'iyah dan aqliyah dalam waktu yang bersamaan," katanya.


"Saya berharap ini bukan kunjungan terakhir namun menjadi permulaan dari kunjungan berikutnya," lanjut Gus Ulil.


Dalam kesempatan itu, Gus Ulil juga menyampaikan bahwa ia berasal dari jam'iyyah Nahdlatul Ulama, sebuah organisasi kemasyarakatan Islam yang didirikan oleh  Hadratussyekh KH Hasyim Asyari pada 31 Januari 1926.


Lebih lanjut, Gus Ulil menyebut bahwa NU adalah organisasi muslim terbesar di dunia dengan jumlah anggota lebih dari 100 juta dan memiliki madrasah dan pesantren lebih dari 30.000 unit.


"Kurikulum kami dan kalian yang bernama Dars Nizami adalah hal yang sama namun berbeda dalam penamaan," katanya.


Dalam kesempatan itu, Gus Ulil juga menerima sanad kutub sittah dari Syekh Zahoor Ahmed Al Alawi, Kepala Jamiah Muhammadiyah Islamabad, Pakistan. Pemberian sanad itu diawali dengan pembacaan dua hadits Sahih Bukhari oleh Gus Ulil.


“Kami berharap Anda berkunjung kembali ke sini dan semoga NU dan Deoband bisa memiliki hubungan yang erat," kata Syekh Zahoor.


Sebagaimana diketahui, Gerakan Deobandi atau Deobandisme adalah gerakan revivalis dalam Islam Sunni yang menganut mazhab Hanafi. Gerakan ini dibentuk pada akhir abad ke-19 di sekitar Madrasah Darul Uloom di Deoband, India. 


Gerakan ini memelopori pendidikan dalam ilmu-ilmu agama melalui Dars-i-Nizami dengan tujuan melestarikan ajaran Islam tradisional dari masuknya ide-ide sekuler modernis selama pemerintahan kolonial Inggris.


Kontributor: Muhammad Najeed