Internasional KHAZANAH ISLAM

Kondisi Kini Makam Sang Mufti Pertama Mesir

Jumat, 21 Juni 2019 | 07:00 WIB

Kondisi Kini Makam Sang Mufti Pertama Mesir

Makam Sahabat Uqbah bin Amir

Sayyidina Uqbah bin Amir adalah sahabat Rasulullah yang diutus Sayidina Umar bin Khattab sebagai mufti besar dan mufti pertama di Mesir.

Beliau diutus bersamaan dengan perintah Sayyidina Umar bin Khattab menaklukkan Mesir yang dipimpin oleh sahabat Amr Bin Ash dengan 13 ribu pasukan dari kalangan sahabat.

Pembukaan Mesir sekitar tahun 20 hijriah pada saat Mesir dikuasai oleh Roman Emperium. Fathu Mesir dilakukan secara damai, kecuali di tiga wilayah yaitu, Alexandria, Mansurah dan Bilbis. Selebihnya ditaklukkan secara damai.

Ada 5.000 syuhada sahabat yang gugur dan dimakamkan di Bahnasa, Provinsi Almenia wilayah yang ditempuh sekitar 3 jam dari Kairo. Konon banyak keanehan di wilayah ini. Lahum Alfatihah.

Kondisi Makam Saat Ini

Sebelum masuk ke komplek pemakaman Sayyidina Uqbah, ada makam Sayyidah Fatimah yang merupakan saudara Sayyidah Nafisah, guru Imam Syafii. Makanya pas di pojok pintu gerbang masuk komplek sahabat rasul yang namanya mirip dengan sahabat nabi yang di makamkan di Aljazair Sayyidina Uqbah ibn Nafi'.



Selain itu, beda gesung dan komplek, tapi hanya berjarak sekitar 50 meteran, ada komplek pemakaman Dzun Nun Al Mishri, sufi besar yang sangat berpengaruh, ada yang bilang masyhad Robiah Adawiyah dan makam cucu Sayyidina Ali bin Abi Thoaib yang bernama Muhammad Ibn Hanafi Ibn Ali.

Komplek ini juga dikenal sebagai daerah Pemintal kiswah di zaman sebelum ada mesin pemintal modern. Dari kawasan ini, sebelum diangkut ke Makkah, kiswa ini di arak oleh masyarakat yang dikawal langsung oleh pasukan kerajaan dengan suasana meriah dan membahagiakan.

Namun tempat yang dulu pernah sangat ramai dan rujukan para pembesar kerajaan Turki Utsmani dan sebelumnya, kini hanya menjadi komplek pemakaman yang kurang terawat alias kumuh. Kebodohan dan kemiskinanlah yang menjadikan peradaban dan kebudayaan maju menjadi hancur.

Ditulis oleh Muhammad Nur Hayid, Wakil Ketua Lembaga Dakwah PBNU.