Manfaatkan Teknologi, Jepang Kembangkan Pertanian Tanpa Lahan
NU Online · Selasa, 8 Oktober 2019 | 06:00 WIB
Revolusi pertanian tanpa lahan dilakukan para ahli agroteknologi di Jepang untuk menyikapi lahan tanah yang semakin berkurang. Langkah ini juga dikembangkan sebagai upaya memberikan solusi terhadap kurangnya sumberdaya manusia di bidang pertanian.
Pengembangan tersebut dilakukan Yuichi Mori. Dia tidak menanam buah dan sayuran di tanah. Mori bahkan tidak memerlukannya. Ilmuwan Jepang ini malah bergantung pada materi yang awalnya dirancang untuk mengobati ginjal manusia — selaput polimer bening dan berpori.
Tanaman tumbuh di atas selaput yang membantu penyimpanan cairan dan nutrien. Selain memungkinkan tanaman tumbuh dalam keadaan apapun, teknik ini menggunakan air 90 persen lebih sedikit dibandingkan pertanian tradisional dan tidak lagi memakai pestisida karena polimer menghambat virus dan bakteri.
"Saya mengadaptasi materi yang digunakan untuk menyaring darah pada proses dialisis ginjal," kata Mori dikutip NU Online, Selasa (8/10) dari BBC.
Perusahaannya, Mebiol, memiliki paten penemuan yang telah didaftarkan di hampir 120 negara. Hal ini menggarisbawahi revolusi pertanian yang sedang berlangsung di Jepang yaitu lahan diubah menjadi pusat teknologi dengan bantuan kecerdasan buatan (artificial intelligent), internet of things (IoT), dan pengetahuan tercanggih.
Kemampuan agroteknologi untuk meningkatkan ketepatan dalam mengamati dan memelihara tanaman kemungkinan akan berperan penting di masa depan.
Laporan PBB tahun ini tentang Pengembangan Sumber Daya Air (UN World Report on Water Resources Development) memperkirakan 40 persen produksi biji-bijian dan 45 persen Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product) dunia akan bermasalah pada tahun 2050 jika kerusakan lingkungan dan sumber daya air berlanjut pada tingkat yang terjadi sekarang.
Metode budidaya seperti yang dikembangkan Yuichi Mori telah digunakan di lebih 150 daerah di Jepang dan tempat-tempat lain seperti Uni Emirat Arab (UAE).
Metode ini terutama penting dalam membangun kembali daerah pertanian Jepang timur laut yang tercemar berbagai zat dan radiasi dari tsunami setelah gempa besar dan bencana nuklir pada bulan Maret 2011.
Pewarta: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
6
Ribuan Ojol Gelar Aksi, Ini Tuntutan Mereka ke Pemerintah dan Aplikator
Terkini
Lihat Semua