Mengapa Wabah Virus Corona Makin Banyak di Dunia?
NU Online · Jumat, 31 Januari 2020 | 16:58 WIB
Kemampuan virus itu untuk bertahan di luar tubuh manusia hanya sebentar saja, dan penularan terjadi saat orang berdekatan satu sama lain.
Melalui pesawat, kereta dan mobil, virus bisa terbesar ke berbagai belahan dunia kurang dari sehari. Beberapa minggu sesudah dinyatakan wabah, kasus yang dicurigai sebagai infeksi virus corona ditemukan di lebih dari 16 negara.
Dikutip dari BBC, di tahun 2019, 4,5 miliar orang bepergian dengan pesawat, sedangkan 10 tahun lalu jumlah itu adalah 2,4 miliar.
Wuhan adalah stasiun utama kereta cepat China dan wabah virus ini terjadi menjelang peristiwa migrasi terbesar dalam sejarah manusia - lebih dari tiga miliar orang melakukan perjalanan di China untuk perayaan Tahun Baru Imlek.
Saat ini tiga dari empat penyakit baru bersifat zoonosis. Secara global, konsumsi daging meningkat dan peternakan berkembang seiring makin makmurnya sebagian dunia dan meningkatnya selera kita terhadap daging.
Virus corona melompat dari hewan liar ke manusia. Di China, pasar hewan hidup dan daging merupakan hal lazim di kawasan padat. Ini bisa menjelaskan mengapa dua epidemi terakhir berasal dari kawasan itu.
Dunia makin terhubung satu sama lain, tetapi kita masih belum punya sistem kesehatan global yang mampu menanggapi epidemi ini di sumbernya.
Untuk mencegah wabah, kita masih mengandalkan pemerintahan di negara asal epidemi. Jika mereka gagal, seluruh planet dalam bahaya.
Pewarta: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
2
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
5
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
Terkini
Lihat Semua