Menlu Iran Peringatkan AS untuk Tanggung Jawab atas Konsekuensi dari Serangannya
NU Online · Ahad, 22 Juni 2025 | 22:00 WIB
Ahmad Naufa
Penulis
Jakarta, NU Online
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi memperingatkan pemerintahan Amerika Serikat yang ia sebut suka berperang dan melanggar hukum untuk bertanggung jawab sepenuhnya atas konsekuensi berbahaya dan implikasi yang luas dari tindakan agresinya.
Hal itu disampaikan Araghchi dalam pidatonya di pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul pada Ahad (22/6/2025).
"Ini adalah pelanggaran yang keterlaluan, serius, dan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap prinsip-prinsip dasar Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan hukum internasional," katanya, seperti dikutip Al Jazeera.
Araghchi menyebut bahwa Amerika Serikat (AS) telah melewati garis merah yang sangat besar dengan menyerang tiga fasilitas nuklir Iran. Ia juga menegaskan, Presiden AS Donald Trump telah mengkhianati pemilih Amerika dengan tunduk pada keinginan Israel.
Berbicara beberapa jam setelah Trump mengumumkan bahwa pesawat tempur AS telah menghancurkan situs nuklir, Araghchi mengutuk serangan tersebut dan meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk bertindak.
Selain itu, Iran tidak akan tinggal diam terhadap hal-hal yang menyangkut kedaulatan dan kemandirian negerinya.
"Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi mengatakan Iran tidak akan pernah berkompromi pada kedaulatan dan independensinya, dan akan terus mempertahankan tanah, kedaulatan, dan rakyatnya," tulis IRNA, media pemerintah Iran.
Sementara itu, Press TV Iran melaporkan bahwa Dewan Keamanan Nasional Tertinggi dan anggota parlemen Iran harus membuat keputusan akhir tentang apakah akan menutup Selat Hormuz.
"Keputusan untuk menutup selat, yang dilalui sekitar 20 persen permintaan minyak dan gas global, belum final," tulis Al Arabiya.
Selat Hormuz, jalur sempit yang menghubungkan Teluk Arab dengan Laut Arab, bisa dibilang merupakan rute maritim paling penting untuk transit energi global. Sekitar 20 persen pasokan minyak dan gas alam dunia melewati selat tersebut, yang terletak di antara Iran dan Oman.
Gangguan apa pun terhadap aliran ini akan mengirimkan gelombang kejut melalui pasar energi global, yang berpotensi memicu lonjakan tajam harga minyak dan semakin mengganggu stabilitas kawasan yang sudah tidak stabil.
Terpopuler
1
Kader PMII Dipiting saat Kunjungan Gibran di Blitar, Beda Sikap ketika Masih Jadi Wali Kota
2
Pihak MAN 1 Tegal Bantah Keluarkan Siswi Berprestasi Gara-gara Baju Renang
3
Kronologi Siswi MAN 1 Tegal Dikeluarkan Pihak Sekolah
4
Negara G7 Dukung Israel, Dubes Iran Tegaskan Hindari Perluasan Wilayah Konflik
5
KH Miftachul Akhyar: Menjadi Khalifah di Bumi Harus Dimulai dari Pemahaman dan Keadilan
6
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
Terkini
Lihat Semua