Internasional

Militer Lakukan Kudeta di Turki, Erdogan Ajak Rakyat Turun di Jalan

Sabtu, 16 Juli 2016 | 02:09 WIB

Militer Lakukan Kudeta di Turki, Erdogan Ajak Rakyat Turun di Jalan

ilustrasi cnn.com

Istambul, NU Online
Militer Turki mengatakan pada Jumat bahwa mereka telah mengambil alih kekuasan, tetapi Presiden Tayyip Erdogan berjanji bahwa kudeta akan digagalkan.

Jika berhasil, penggulingan Erdogan, yang telah memerintah Turki sejak tahun 2003, akan menjadi salah satu perubahan terbesar di Timur Tengah dalam beberapa tahun, mengubah salah satu sekutu AS paling penting di wilayah tersebut sementara perang berkecamuk di perbatasan.

"Kami akan mengatasi hal ini," kata Erdogan, yang berbicara pada panggilan video via ponsel di depan kamera penyiar CNN di Turki. Dia meminta para pengikutnya untuk turun ke jalan untuk membela pemerintahnya dan mengatakan komplotan kudeta akan membayar harga yang berat.

Seorang pejabat mengatakan Erdogan berbicara dari Marmaris di pantai Turki, di mana ia sedang berlibur. Erdogan mengatakan ia dengan cepat akan kembali ke Ankara.

Perdana Menteri Binali Yildirim mengatakan pemerintah terpilih tetap di kantor. Namun, ternyata mereka berada di balik kudeta.

Bandara ditutup, akses ke situs media sosial internet terputus, dan pasukan menutup dua jembatan di atas Bosphorus di Istanbul, salah satu yang masih menyala merah, putih dan biru dalam solidaritas dengan korban serangan truk Bastille Day di Prancis sehari sebelumnya.

Pesawat-pesawat tempur dan helikopter meraung di atas ibu kota Ankara. Sebuah ledakan terdengar di Ankara, di mana helikopter menembaki.

Tentara mengambil alih televisi negara TRT, yang mengumumkan jam malam di seluruh negeri dan darurat militer. Seorang penyiar membacakan sebuah pernyataan atas perintah militer yang menuduh pemerintah mengikis aturan demokratis dan hukum sekuler. Negara ini akan dijalankan oleh "dewan perdamaian" yang akan menjamin keamanan penduduk, kata pernyataan itu.

TRT kemudian turun dari udara.

Kantor berita yang dikelola negara Anadolu mengatakan kepala staf militer Turki di antara orang-orang yang ditangkap sebagai "sandera" di ibukota Ankara, Reuters melaporkan.

CNN Turki juga melaporkan bahwa sandera ditahan di markas militer. (Antara/Mukafi Niam)