Internasional

Mudahnya Mengenali Jamaah Haji Indonesia di Masjidil Haram

Jumat, 2 Agustus 2019 | 06:30 WIB

Mudahnya Mengenali Jamaah Haji Indonesia di Masjidil Haram

Jamaah haji asal Kudus, Jawa Tengah, Ribut Susanto (Foto: Faizin/NUO)

Makkah, NU Online
Jutaan manusia dari berbagai suku bangsa setiap tahunnya hadir di tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. Dari para jamaah yang datang dan mengisi setiap sudut Masjidil Haram  dan Kota Makkah, jamaah dari Indonesia lah yang paling mudah untuk dikenali.

Di samping postur tubuh yang cenderung lebih kecil dari jamaah dari kawasan Eropa dan Timur Tengah, jamaah haji Indonesia juga mudah dikenali dari pakaian dan asesoris yang dipakainya.

Peci hitam, dipadu sarung bagi laki-laki dan jilbab warna-warni dengan asesoris khusus menjadi identitas khas jamaah Indonesia. Ditambah lagi, jamaah Indonesia dikenal dengan sopan santunnya dan cenderung mudah diatur.

Tak heran Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel menyatakan bahwa Arab Saudi telah memberikan label bahwa jamaah haji asal Indonesia  menjadi ‘role model’ dan percontohan bagi yang lainnya. 

Ternyata bukan hanya peci dan sarung saja yang menjadi ciri khas jamaah Indonesia. Terdapat sejumlah jamaah yang menunjukkan identitas budaya Nusantara dengan mengenakan pakaian adat. Seperti yang dipakai Ribut Susanto, jamaah haji asal Kudus, Jawa Tengah.

Ditemui jurnalis NU Online, Muhammad Faizin, selepas Shalat Subuh di Masjidil Haram, Ribut menuturkan bahwa dirinya selalu mengenakan belangkon dan baju khas Jawa dalam aktivitas keseharian di tanah suci. Selain sudah terbiasa di tanah air dengan pakaian tersebut, Ribut mengatakan bahwa ia ingin lebih mensyiarkan budaya Indonesia di Arab Saudi.

"Banyak orang Arab yang mengatakan pakaian dan belangkon saya bagus. Ada juga yang beberapa yang mau minta belangkon saya. Karena ukuran kepalanya tidak pas maka tak bisa dipakai," ungkapnya.

Saat mengenakan pakaian khas tersebut, Ribut merasa percaya diri dan berharap para jamaah Indonesia mampu menunjukkan identitas budaya luhur Nusantara.

Selain menunjukkan identitas melalui pakaian seperti yang dilakukan Ribut, jamaah haji Indonesia juga senantiasa mempertahankan amaliyah ibadah yang biasanya rutin dilaksanakan di tanah air.

Seperti yang terlihat di sebuah hotel nomor 301 di kawasan Syisyah, Makkah pada Kamis (1/8) malam, para jamaah haji asal Sumatera Utara dan Lampung mengadakan Yasinan. Kegiatan ini dilakukan di Masjid Hotel dan diisi dengan tahlilan, doa bersama, dan tausiyah oleh tokoh yang dituakan.

Kegiatan Yasinan dilaksanakan setelah Shalat Maghrib dan selesai jelang Shalat Isya. Kegiatan Yasinan dilanjutkan dengan Shalat Isya berjamaah. (Muhammad Faizin/Muchlishon)