Internasional

NU Inggris dan RMI PBNU Lanjutkan Pendampingan IELTS untuk Santri

Selasa, 8 Februari 2022 | 03:30 WIB

NU Inggris dan RMI PBNU Lanjutkan Pendampingan IELTS untuk Santri

Tangkap layar Wakil Kati Syuriyah PBNU, KH Abdul Ghaffar Rozin saat Mentoring IELTS hasil kerja sama PCINU Inggris Raya/United Kingdom dan RMI PBNU, Ahad (6/02/2022). 

London, NU Online

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Inggris Raya dan Rabithah Ma'ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU) akan melanjutkan program kursus Bahasa Inggris dan pendampingan (mentoring) International English Language Testing System (IELTS) untuk para santri.

 

Hal itu terungkap pada penutupan Batch I program Mentoring IELTS hasil kerja sama PCINU Inggris Raya/United Kingdom dan RMI PBNU, Ahad (6/02/2022). 

 

Penutupan program pendampingan IELST Batch I ini dihadiri puluhan peserta dan mentor, serta tim panitia dari PCINU Inggris Raya dan RMI PBNU. Hadir dalam agenda ini KH Abdul Ghaffar Rozin (Wakil Katib Syuriyah PBNU), Shandy Adiguna (Ketua PCINU UK), Munawir Aziz (Sekretaris PCINU UK) serta Gus Ifan Rikhza Auladi (koordinator program IELTS), Dr Nizam Shadiq (PCINU UK), Mafthuhah (RMI PBNU) serta jajaran mentor. 


KH Abdul Ghaffar Rozin menyampaikan bahwa dirinya merasa senang program ini bisa berjalan secara baik, serta memberi manfaat besar untuk para santri. "Ini program yang dimulai dengan sangat baik, dengan niat yang baik, serta ditutup dengan baik pula. Saya berharap, program ini bisa diteruskan untuk sesi-sesi berikutnya, dan kepanitiaan tidak dibubarkan," ungkap Gus Rozin.

 
Sebelumnya, Gus Rozin menyampaikan bahwa, meski dirinya tidak lagi menjadi Ketua RMI PBNU dan sekarang sebagai Wakil Katib Syuriyah PBNU, akan tetapi program ini sangat penting untuk diteruskan. "Saya sendiri akan menyampaikan ke Ketua RMI yang saat ini, agar program mentoring IELST dan program pendampingan beasiswa LPDP Santri menjadi prioritas untuk diteruskan," ungkapnya.


Gus Rozin mengenang dirinya yang pernah juga berjuang untuk menempuh pendidikan di Australia. "Saya pernah juga berjuang untuk ujian IELTS. Waktu itu, kursus selama lima pekan, dan tiap pekan tiga hari mengikuti kursus. Saya belajar tiap hari untuk speaking, listening, writing, dan lainnya. Saya yakin, para santri mampu untuk melewati barrier ini," ungkap Gus Rozin, yang menyelesaikan studi master di sebuah kampus bergengsi di Australia.


Selanjutnya, Gus Rozin optimis para santri bisa berkarya di manapun. "Santri ini kalau diberikan kesempatan, hanya butuh waktu sebentar untuk persiapan, setelah itu unstop-able. Mereka bisa bersaing di manapun dan dengan siapapun. Hanya dibutuhkan penyesuaian diri saja, setelah itu, tidak ada lagi barrier lagi," jelasnya. 

 

Ketua PCINU Inggris Raya, Shandy Adiguna menyampaikan bahwa pihaknya sangat senang dengan program ini dan berterima kasih kepada RMI PBNU dan tim mentor yang telah bekerja keras. "Ini merupakan kesempatan yang istimewa bagi PCINU Inggris untuk bersama-sama khidmah, membantu santri-santri bisa belajar Bahasa Inggris, dan insyaallah nanti bisa melanjutkan kuliah di luar negeri, di kampus-kampus terbaik dunia,” ungkap Shandy, yang merupakan praktisi ekonomi internasional di London.


Lebih lanjut, Shandy menyampaikan bahwa saat ini ada ribuan kesempatan beasiswa dari berbagai institusi. "Dari pemerintah Indonesia ada ribuan kesempatan, dari pemerintah di berbagai negara lain, kampus dan organisasi juga banyak sekali. Ini kesempatan berharga yang harus dimaksimalkan oleh para santri. Dengan belajar Bahasa Inggris yang baik, dan menguasai IELTS, banyak kesempatan yang akan terbuka," demikian pesan Shandy. 
 

 

Ifan Rikhza Auladi, koordinator program mentoring IELTS, menyampaikan bahwa pihaknya merasa semangat untuk mengabdi dan berterima kasih atas kerja keras mentor dan antusiasme peserta. Program ini tercatat melibatkan 100 peserta, dari berbagai pesantren di Indonesia, yang berlatih selama sekitar dua bulan, sejak Desember 2021 hingga awal Februari 2022. Ke depan, program ini akan dilanjutkan dengan format yang disempurnakan, untuk membantu para santri meraih mimpi kuliah lanjut di berbagai negara, yang menggunakan syarat Bahasa Inggris. 


Editor: Kendi Setiawan