Internasional

Pengamat Sebut Konflik di Laut Merah Akan Berpengaruh pada Ekonomi Dunia

Selasa, 16 Januari 2024 | 22:00 WIB

Pengamat Sebut Konflik di Laut Merah Akan Berpengaruh pada Ekonomi Dunia

Helikopter militer Houthi terbang di atas kapal kargo Galaxy Leader di Laut Merah dalam foto yang dirilis 20 November 2023. (Foto: Reuters/Houthi Military Media)

Jakarta, NU Online

Pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia M Luthfi Zuhdi menyebut bahwa konflik yang melibatkan Amerika Serikat dan Inggris dengan pasukan Houthi-Yaman akan berkepanjangan. Bahkan, berpotensi memberikan dampak serius terhadap ekonomi dunia.


"Permasalahan Houthi ini masih akan berkepanjangan dan itu akan berpengaruh kepada ekonomi dunia," kata Luthfi kepada NU Online, pada Selasa (16/1/2024).


Menurutnya, konflik yang kian memanas di Laut Merah telah mengganggu jalur pelayaran internasional, terutama yang melibatkan kapal tanker pengangkut bahan-bahan minyak dan dagang melalui Terusan Suez. Akibatnya, banyak kapal tanker telah mengubah rutenya, memilih untuk melalui jalur Afrika Selatan yang membutuhkan waktu tambahan sekitar 10 hari.


"Banyak tanker yang sudah mengalihkan jalur mereka melalui Afrika Selatan dan itu memerlukan waktu tambahan sekitar 10 hari. Ini akan membuat biaya pelayaran dan angkutan sangat mahal," jelasnya. 


Ia menilai, dampak ini bukan hanya merugikan secara logistik, tetapi juga memberikan tekanan signifikan pada biaya pelayaran dan angkutan Fenomena ini tidak terkecuali bagi Indonesia, yang tergantung pada jalur pelayaran internasional untuk kegiatan ekspor dan impor.


Ketidakpastian ini dapat menghasilkan inflasi tingkat dunia, memicu kenaikan harga barang komoditas dan memberikan tekanan ekonomi global.


"Ini akan memberatkan dunia, terjadi inflasi tingkat dunia, ketika ini berkepanjangan juga akan membuat naiknya barang-barang komoditas lain dan ini bisa memicu kelambatan pertumbuhan dan juga mungkin untuk sebagian negara kesulitan mendapatkan bahan-bahan pokok," jelasnya. 


Luthfi juga menyoroti bahwa permasalahan ini memiliki akar dari kebijakan Amerika yang dianggapnya terlalu membabi buta dalam mendukung Israel.


"Ini dampak dari kesewenang-wenangan Amerika itu sendiri yang terlalu membabi buta mendukung Israel," katanya.


Pemberian kelonggaran kepada Israel untuk bertindak semena-mena tanpa hambatan menghasilkan respons berupa tindakan separatis-separatis yang menentang kebijakan tersebut.


"Israel dibebaskan untuk melakukan apa saja tidak ada yang bisa menghentikan, sehingga munculah separatis-separatis yang berani melakukan langkah-langkah penentangan terhadap hal tersebut," tuturnya.


Kendati serangan Houthi di Laut Merah dianggap sebagai pelanggaran terhadap pelayaran internasional, Luthfi menekankan perlunya mencari solusi damai melalui pendekatan dialogis untuk menyelesaikan konflik yang terus berlanjut.


"Meskipun ini merupakan pelanggaran terhadap pelayaran internasional, tapi itulah perang. Tentu kita sebagai bangsa yang cinta damai menghendaki semuanya untuk menghentikan perang dan bicara secara baik untuk menyelesaikan banyak hal yang bisa dibicarakan," pungkasnya.