Saat Jamaah Haji Berburu Makanan Khas Nusantara di Makkah, Obat Rindu Tanah Air
NU Online · Sabtu, 31 Mei 2025 | 15:09 WIB

Jamaah haji berburu gorengan dan soto di warung hotel nomor 502 Rawdhah, Makkah, Jumat (30/5/2025). (Foto: MCH 2025)
Patoni
Penulis
Makkah, NU Online
Jamaah haji Indonesia harus menjalani hidup berhari-hari bahkan hingga lebih dari sebulan selama mengikuti rangkaian ibadah haji di Makkah. Selamat menetap di Tanah Suci, rasa rindu menyantap makanan khas Indonesia tentu saja semakin besar.
Namun, mencari makanan khas Tanah Air relatif tidak susah di Makkah. Karena di hotel-hotel tempat menginap jamaah haji Indonesia terdapat warung khas makanan Nusantara. Warung-warung serupa juga terdapat di sekitar hotel yang banyak dihuni oleh jamaah haji Indonesia.
Warung-warung penyedia makanan khas Indonesia seperti bakso, soto, hingga gorengan banyak diburu untuk mengobati rasa rindu. Meski tahun 2025 tidak begitu banyak warung Nusantara karena pemerintah Arab Saudi secara ketat memberlakukan tasreh (surat izin resmi) bagi siapa saja yang ingin membuka jasa di Makkah selama musim haji.
Salah satu petugas haji Indonesia bernama Reni Ayu asal Makassar berburu bakso di sekitar tempat tinggal dia di wilayah Syisyah, Makkah pada Kamis (29/5/2025) malam. Bagi dia lebih dari sekadar menikmati baksonya, tetapi juga suasana makan seperti di Indonesia yaitu di warung bakso.
Petugas haji lainnya bernama Iqo Shofwa juga berupaya mengobati rindu makan menu-menu khas Indonesia. Perempuan asal Lasem, Rembang, Jawa Tengah ini bersama Reni Ayu di warung yang sama menikmati sayur bayam, bakwan, telur dadar, dan sambal.
Hal yang sama juga dilakukan jamaah haji Indonesia. Bahkan mereka hampir setiap hari berburu makanan khas Tanah Air. Seperti yang dilakukan perempuan bernama Andi Misbah Yanti asal Pare-Pare, Sulawesi Selatan.
Hari masih pagi pada 26 Mei 2025 lalu, jamaah haji berusia 36 tahun itu sudah menenteng bakso, gado-gado, dan kerupuk di pasar kaget di dekat hotelnya di Syisyah, Makkah. Dia juga menenteng dua kantong plastik berisi oleh-oleh seperti sajadah, sorban, dan peci.
Adapun harga makanan-makanan tersebut bervariasi. Mulai 5 Riyal hingga 15 Riyal. Makanan-makanan tersebut dijajakan oleh orang Indonesia yang mukim di Makkah dan memiliki tasreh.
Tapi untuk lapak, tak sedikit yang dimiliki oleh Arab Saudi. Mereka hanya memakai jasa orang Indonesia karena sasaran warungnya jamaah haji Indonesia yang jumlahnya paling sedikit 4.000 orang setiap hotel, bahkan ada yang sampai 5.000 jamaah di beberapa hotel.
Adapun untuk jamaah yang belum sempat berburu makanan khas Indonesia dan hanya makan yang disediakan oleh katering, biasanya mereka menambahkan sambal, teri kacang, tempe kering, dan kentang mustofa untuk menambah cita rasa Nusantara.
Berburu makanan khas Indonesia juga biasnya dilakukan oleh jamaah setelah shalat Jumat di masjid hotel. Seperti yang dilakukan jamaah haji Indonesia di hotel nomor 502 wilayah Rawdhah, Makkah pada Jumat (30/5/2025).
Usai berjubel shalat Jumat di masjid hotel karena ada imbauan untuk tidak shalat Jumat di Masjidil Haram, jamaah haji tampak berburu soto hingga gorengan di salah satu warung penjual makanan khas Indonesia.
Warung tersebut terdapat di salah satu lantai hotel. Ada soto, bakso, sayur lodeh, cah kangkung hingga beragam gorengan yang dijual di warung ini.
Harga gorengan mulai dari 2 Riyal atau sekitar Rp 8.600 per gorengan yang terdiri bakwan, tempe, sosis solo, hingga telor gulung. Sementara harga sotonya 15 Riyal atau sekitar Rp65 ribu per porsi.
Jamaah haji pun mengantre untuk membeli gorengan hingga soto. Mereka terlihat memborong gorengan yang dijajakan di warung ini.
Salah satu jamaah haji asal Tegal, Dwi, mengaku sengaja datang ke Hotel 502 untuk berburu soto dan gorengan. Menariknya, Dwi tinggal di Sektor 2 dan harus menggunakan taksi menuju hotel 502.
"Tadinya ada dari kloter kami yang posting kebetulan lagi cari makanan," ucap Dwi.
Dia mengaku senang karena bisa makan soto dan gorengan di Makkah. Menurutnya, rasa soto tersebut membuat dirinya terasa sedang di Tegal.
"Masyaallah kayak di Indonesia banget. Berasa kayak di Tegal," tuturnya.
Jamaah haji Indonesia merupakan pasar besar menggiurkan bagi pedagang-pedagang di Arab Saudi, terutama oleh-oleh. Di setiap toko di dekat-dekat hotel jamaah haji Indonesia, mereka tak sungkan menyematkan tulisan "Toko Indonesia" demi menarik orang-orang Indonesia yang dikenal senang belanja.
Terpopuler
1
Keistimewaan Bulan Dzulhijjah dan Hari Spesial di Dalamnya
2
Amalan Penting di Permulaan Bulan Dzulhijjah, Mulai Perbanyak Dzikir hingga Puasa
3
Kelola NU Laksana Pemerintahan, PBNU Luncurkan Aplikasi Digdaya Kepengurusan
4
Tak Bisa Mengelak Lagi, Negara Wajib Biayai Pendidikan Dasar Termasuk di Swasta
5
Mengenal Aplikasi Digdaya Kepengurusan yang Diluncurkan PBNU
6
Prof Masud Said Ungkap Peran KH Tolchah Hasan dalam Pendidikan hingga Kebangsaan
Terkini
Lihat Semua