Internasional

Tegas Pecat Sopir Minta Tip, Layanan Bus Shalawat Lebih Baik

Senin, 1 Agustus 2022 | 21:30 WIB

Tegas Pecat Sopir Minta Tip, Layanan Bus Shalawat Lebih Baik

Bus Shalawat. (Foto: Kemenag)

Makkah, NU Online
Pelayanan bus Shalawat dari penginapan ke Masjidil Haram selama 24 jam secara terus-menerus pada tahun 2022 ini jauh lebih baik dibandingkan dengan musim haji tahun sebelumnya. Tidak ada kendala yang berarti. Jamaah haji Indonesia dapat menggunakan layanan tersebut tanpa merasa dipaksa untuk memberikan tip kepada para sopir bus.
 

Kepala Seksi Transportasi Daerah Kerja Makkah Asep Subhana menyampaikan pihaknya menerapkan kebijakan yang tegas kepada sopir bus shalawat yang meminta tip atau baksis kepada jamaah haji.

 
“Sudah diantisipasi 2 hari pelayanan awal. Sopir yang terindikasi meminta baksis atau tip pada jamaah. Hari itu juga, tidak menggunakan surat peringatan, langsung dipecat,” kata Asep, Ahad (31/7/2022).

 
Dengan adanya kebijakan tegas tersebut, sopir yang lain tidak lagi berani meminta tip kepada jamaah.

 
Namun demikian, jika ada jamaah yang ingin bersedekah, Asep mempersilakan. “Jika ada jamaah yang bersedekah, mencari pahala di tanah suci, kami tidak melarang. Yang dilarang, sopir yang memaksa,” jelasnya.

 
Dijelaskan oleh Asep, sopir bus Shalawat hanya bekerja selama musim haji saja dengan gaji kecil karena diiming-imingi haji. Mereka bersedia bekerja karena mengikuti ibadah haji. “Saya imbau, berbagilah dengan sopir musiman, mungkin ada dari warga negara Indonesia. 5-10 riyal diikhlaskan,” tuturnya.

 
Seiring dengan semakin sedikitnya jamaah haji yang tinggal di Makkah karena sudah berpindah ke Madinah untuk berziarah ke makam Rasulullah, jumlah bus shalawat semakin berkurang. Namun Asep menegaskan, jamaah haji tetap mendapatkan pelayanan sampai semuanya diberangkatkan ke Madinah pada 4 Agustus.
 

Barang tak terangkut

Salah satu kendala untuk angkutan bus antarkota dari Makkah-Madinah atau sebaliknya adalah adanya barang milik jamaah haji yang tidak terangkut karena kapasitas bagasi yang kurang. Asep menjelaskan, hal tersebut juga menjadi tanggung jawab perusahaan bus yang sudah dikontrak.
 

“Kita tata ulang koper supaya lebih rapi sehingga ruangnya maksimal. Jika tetap tidak terangkut, kita akan siapkan truk, kita akan negosiasi dengan perusahaan bus,” jelas Asep.
 

Ia menyampaikan, sejauh ini hanya ada dua truk tambahan yang mengangkut barang milik jamaah. Satu truk dengan isi penuh sedangkan satu truk isi setengah.
 

Asep menyampaikan, seksi transportasi mengerahkan tim yang membantu menata barang supaya kapasitas bagasi bisa terisi dengan maksimal.
 

Terdapat perbedaan karakter antara jamaah yang berangkat dari Madinah ke Makkah dan dari Makkah ke Madinah. Untuk yang dari Madinah ke Makkah atau gelombang pertama, tidak banyak kendala karena jamaah fokus shalat Arbain. Mereka belum banyak belanja. Namun untuk jamaah yang berangkat dari Makkah ke Madinah, mereka sudah banyak belanja dan membawa serta beberapa barang yang akan digunakan di Madinah. Akibatnya barangnya menjadi menumpuk.
 

“Jamaah bilang, ada barang yang masih akan dipakai di Madinah, dan nantinya akan ditinggal di Madinah,” terang Asep.
 

Terdapat 11 perusahaan bus antarkota yang melayani jamaah haji Indonesia. Untuk menjaga kenyamanan jamaah, dalam klausul kontrak, bus yang digunakan adalah bus produksi tahun 2017 ke atas.
 

Pewarta: Achmad Mukafi Niam
Editor: Muhammad Faizin