Internasional

Zakir Naik Minta Maaf dan Dilarang Ceramah di Seluruh Malaysia

Selasa, 20 Agustus 2019 | 14:45 WIB

Zakir Naik Minta Maaf dan Dilarang Ceramah di Seluruh Malaysia

Zakir Naik usai diperiksa polisi Malaysia. (via iNews)

Kuala Lumpur, NU Online
Penceramah kontroversial asal India, Zakir Naik, akhirnya menyampaikan permintaan maaf kepada publik Malaysia pada Selasa (20/8). Pernyataan itu dikeluarkan setelah Zakir Naik diperiksa Polisi Diraja Malaysia selama 10 jam. 

Diberitakan Malaysiakini dan Malay Mail, Selasa (20/8), Zakir Naik meminta maaf karena telah membuat publik tersakiti karena komentarnya soal non-Muslim di Malaysia.
 
Seperti diketahui, pada 8 Agustus lalu dalam acara 'Executive Talk bersama Dr Zakir Naik' di Kota Baru, Kelantan, Zakir Naik Zakir ditanya bagaimana tanggapannya atas desakan sejumlah pihak terkait deportasi dirinya. Zakir kemudian merespons dengan menyerukan warga China Malaysia untuk pulang terlebih dahulu karena mereka adalah ‘tamu lama’ Malaysia.

Dalam acara yang sama, Zakir Naik juga pernah mengatakan kalau warga Hindu di Malaysia memiliki '100 kali lebih banyak hak' dibandingkan warga minoritas Muslim di India. Dikatakan Zakir juga, terkadang warga Hindu Malaysia lebih percaya kepada Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi dari pada PM Malaysia Mahathir Muhammad. 

Komentar-komentar Zakir Naik tersebut menjadi dasar pihak kepolisian untuk memeriksanya. Karena pernyataan Zakir itu dinilai bisa memprovokasi masyarakat Malaysia, mengingat isu ras dan agama di sana menjadi isu yang sangat sensitif.

"Meski saya sudah memberikan klarifikasi, saya rasa saya berutang permohonan maaf kepada semua orang yang merasa sakti hati karena kesalahpahaman ini," katanya melalui sebuah pernyataan.

Meski demikian, Zakir Naik menegaskan kalau dirinya tidak pernah bermaksud menyakiti hati orang lain, terlebih satu komunitas. Menurutnya, komentar-komentarnya ‘telah diambil keluar konteks dan ditambahi rekayasa aneh’ oleh pihak-pihak yang disebutnya sebagai ‘para pencelanya’ sehingga membuat orang menuduhnya rasis. Terkait hal itu, Zakir Naik menegaskan bahwa dirinya bukanlah seorang rasis.

"Saya juga sedih karena mereka yang terluka tak mendengar langsung ceramah saya, tapi mendasarkan anggapannya dari kutipan yang di luar konteks," jelasnya.

Diperiksa 10 jam

Direktur Divisi Investigasi Kriminal (CID) pada Kepolisian Diraja Malaysia, Huzir Mohamed, mengatakan, Zakir Naik diperiksa selama sekitar 10 jam. Zakir tiba di markas kepolisian Malaysia di Bukit Aman, Kuala Lumpur pada Senin (19/8) sore sekitar pukul 15.15 waktu setempat dan berakhir lewat tengah malam.

Diberitakan Bernama dan dilansir The Star, Selasa (20/8), Zakir diperiksa atas dugaan melanggar pasal 504 UU Pidana Malaysia, tentang tindak penghinaan secara sengaja dengan niat untuk memprovokasi demi merusak perdamaian.

Dilarang Ceramah di Seluruh Malaysia

Zakir Naik kini dilarang menyampaikan ceramah di seluruh wilayah di Malaysia dengan pertimbangan keamanan nasional. Juru bicara Polisi Diraja Malaysia, Datuk Asmawati Ahmad mengatakan, perintah itu dikeluarkan  kepada seluruh kepolisian di Malaysia.

"Ya. Perintah itu telah diterbitkan kepada semua kepolisian, dan ini telah dilakukan demi kepentingan keamanan nasional dan untuk menjaga harmoni rasial," kata Asmawati membenarkan informasi yang berkembang terkait perintah larangan ceramah Zakir Naik, dikutip laman Malay Mail, Selasa (20/8).

Sebelumnya, ‘hanya ada tujuh’ negara bagian yang melarang Zakir Naik berceramah di wilayahnya. Yaitu Melaka, Johor, Selangor, Penang, Kedah, Perlis, dan Sarawak. Namun setelah komentarnya soal warga Hindu dan China Malaysia membuat publik gadung, Zakir Naik dilarang berceramah di seluruh wilayah Malaysia.    

Komentar PM Mahathir atas Polemik Zakir Naik

Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Muhammad menilai, Zakir Naik ‘cukup jelas’ berusaha menghasut kebencian ras di Malaysia melalui pernyataan-pernyataannya. Menurut Mahathir, Zakir Naik sudah melewati batas ketika meminta etnis China Malaysia untuk pulang terlebih dahulu dan mempertanyakan loyalitas warga Hindu Malaysia. 

Bagi Mahathir, Zakir Naik tidak bisa ikut campur dalam urusan politik Malaysia mengingat dirinya berstatus permanent resident (PR). Diketahui, Zakir Naik menyandang status permanent resident di Malaysia sejak 2015 lalu, setelah dirinya ‘diusir’ dari India karena terlibat kasus ujaran kebencian dan pencucian uang. 

"Jika Anda ingin bicara soal agama, silakan, itu diizinkan. Kami tidak ingin menghentikannya dari aktivitas tersebut. Tapi ini cukup jelas bahwa dia (Zakir Naik-red) ingin berpartisipasi dalam politik ras di Malaysia. Sekarang, dia membangkitkan perasaan rasial. Itu buruk," kata Mahathir, dalam konferensi pers yang digelar usai acara peluncuran 62nd International Statistical Institute World Statistics Congress 2019 pada Ahad (18/8) kemarin.
 
 
Pewarta: Muchlishon
Editor: Fathoni Ahmad