Muslimat NU Serukan Kolaborasi Atasi Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
NU Online · Selasa, 1 Juli 2025 | 09:00 WIB
Pati, NU Online Jateng
Ketua Umum Dewan Pembina Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansa, bersama Ketua PP Muslimat NU sekaligus Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia, Arifatul Choiri Fauzi, menghadiri kegiatan Istighotsah Kubro di Gedung PC Muslimat NU Kabupaten Pati, Ahad (29/6/2025). Acara ini digelar dalam rangka memperingati Hari Lahir Ke-79 Muslimat NU sekaligus menyambut Tahun Baru Islam 1447 Hijriah.
Arifatul Choiri menyampaikan keprihatinan mendalam atas tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia. Berdasarkan survei nasional tahun 2024, disebutkan bahwa satu dari empat perempuan Indonesia pernah mengalami kekerasan, baik secara fisik, psikis, maupun seksual.
Lebih mencemaskan lagi, menurut survei Pengalaman Hidup Anak dan Remaja Indonesia (PHARI) tahun 2024, satu dari dua anak Indonesia pernah mengalami bentuk kekerasan.
“Artinya, separuh dari anak-anak kita menyimpan trauma yang cukup serius. Ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi kita semua,” tegas Arifatul yang juga dikenal aktif dalam gerakan perlindungan anak sejak muda.
Ia menambahkan, data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI-PPA) mencatat terdapat 13.845 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak hanya dalam rentang Januari hingga 28 Juni 2025.
Dari jumlah itu, mayoritas merupakan kekerasan seksual yang terjadi dalam lingkungan rumah tangga. “Dan ironisnya, pelakunya sering kali berasal dari keluarga inti sendiri,” ujarnya dengan nada prihatin.
Melihat kondisi tersebut, ia menekankan pentingnya kolaborasi yang erat antara pemerintah dan organisasi masyarakat, termasuk Muslimat NU, dalam menangani persoalan ini secara menyeluruh.
“Presiden Prabowo berpesan, tidak ada satu pun kementerian atau lembaga yang bisa sukses bekerja sendiri. Harus ada sinergi. Kami melihat kerja nyata Muslimat NU di lapangan, mulai dari pendampingan hingga penyuluhan. Inilah modal besar untuk bergerak bersama,” jelasnya.
Selengkapnya kliik di sini.
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
4
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
5
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua