Jatim

Gus Yahya Tegaskan AKN-NU untuk Kembangkan Kader di Level Global

Senin, 5 Agustus 2024 | 10:00 WIB

Gus Yahya Tegaskan AKN-NU untuk Kembangkan Kader di Level Global

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf saat memberikan sambutan pada pembukaaan Konferwil NU Jatim, Jumat lalu. (Foto: dok. NU Online Jatim)

Jombang, NU Online

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebelumnya telah membuat sebuah program kaderisasi berjenjang. Namun, untuk mengembangkan kapasitas kader hingga internasional, PBNU telah merancang Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN-NU).

 

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan telah mengembangkan satu sistem untuk kaderisasi. Sebelumnya ada kader berjenjang mulai PKNU dan PMKNU. Untuk tahun ini sesuai Pleno PBNU yang digelar pada 27 sampai 28 Juli 2024 telah menyelesaikan desain AKN-NU.

 

"AKN-NU tidak hanya memuat komponen yang relevan untuk kepemimpinan domestik dalam negeri, tetapi juga komponen-komponen internasional," terang Gus Yahya saat memberikan sambutan pada pembukaan Konferwil NU Jatim, Jumat lalu dilansir NU Online Jatim.

 

Gus Yahya menambahkan pihaknya telah berkomunikasi dengan jaringan internasional yang dimiliki. Yakni sudah mendapatkan komitmen dari sejumlah tokoh internasional untuk nantinya menjadi narasumber dan instruktur AKN-NU.

 

Beberapa pemateri di antaranya salah satu profesor dari Harvard University. Ada dari Boston University, termasuk juga tokoh Diplomat Slovakia.

 

"Ada jurnalis dari Mesir dan lain sebagainya. Kita punya jaringan tokoh-tokoh yang siap membantu dari Amerika, Eropa, Timur Tengah dan Afrika, Insyaallah," paparnya.

 

Gus Yahya menambahkan sesudah rapat pleno tersebut juga mengumumkan untuk siapa saja, di antaranya kader PMKNU yang ingin mengembangkan kapasitas yang lebih jauh bisa mengikuti AKN-NU.

 

"Dengan syarat skor TOEFL 650 untuk satu orang. Ini TOEFL tidak bisa buat kembulan, jangan dianggap 630 untuk 3 orang," seloroh Gus Yahya.

 

Gus Yahya juga mengutamakan yang mempunyai kapasitas berbahasa Arab. Karena materi pendidikan sebagian besar dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Arab.

 

"Maka program ini baru akan kita laksanakan Insyaallah tahun depan," tandasnya.